Gerakan Pengendalian Inflasi di Sumsel Dinilai Mampu Jaga Kestabilan Harga Komoditas
Pj Gubernur Sumsel saat memimpin rapat pengendalian inflasi bersama bupati/walikota se-Sumsel.--
PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menyebut jika program yang dijalankan Pemprov Sumsel telah mampu mengendalikan laju inflasi di Sumatera Selatan.
Dalam rilis bulanan yang disampaikan BPS Sumsel, jika dua program Pemprov Sumsel yakni Gerakan pengendalian inflasi se-Sumsel (GPISS) dan gerakan pasar murah se-Sumsel (GPMSS) dinilai mampu menjaga kestabilan harga komoditas bahan pokok.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto menjelaskan jika pada Januari 2024 Provinsi Sumsel mengalami deflasi m-to-m sebesar 0,08% dan inflasi y-on-y sebesar 3,35% juga deflasi y-to-d sebesar 0,08%.
BACA JUGA: Hadiri Konferprov PWI Sumsel, Ini Pesan Pj Gubernur Sumsel pada Jurnalis
BACA JUGA:DP2P2KB Banyuasin Lakukan Pelayanan KB Keliling Bersama Pelayanan Kolaboratif
Deflasi ini merupakan akumulasi dari seluruh kabupaten/kota IHK di Sumsel yang mengalami deflasi pada Januari 2024 secara m to-m.
Menurut Moh Wahyu, kebijakan Pemprov Sumsel seperti upaya pengendalian inflasi yang masif dilakukan dengan mencanangkan GPISS, juga ikut mempengaruhi terhadap kestabilan dari sisi harga.
Hal ini dikarenakan tak henti-hentinya dilakukan oleh Pemprov Sumsel bersama OPD terkait.
BACA JUGA:Urus SIM di Polres Banyuasin Lebih Nyaman dengan Taman Bermain Anak
BACA JUGA:Pemkab Muba Gelar Capacity Building Percepat Pembangunan Infrastruktur
"Dua program yang dijalankan ini tentu juga mempengaruhi terhadap kestabilan dari sisi harga,” ucap Wahyu.
“Dan juga dilakukan operasi pasar, sidak pasar, pasar murah dan pangan murah yang masif dilakukan di seluruh wilayah Sumsel,” sambungnya.
Meski pada bulan Januari terjadi deflasi di Sumsel, namun tekanan inflasi beberapa bulan kedepan masih relatif cukup tinggi.