Ia kini bertugas membangun kekuatan sektor ganda putra Malaysia yang memang punya potensi besar namun inkonsisten dalam prestasi.
"Saya tidak mengubah semuanya secara drastis. Program yang saya terapkan di Malaysia sebagian besar mirip dengan yang saya pakai dulu saat melatih ganda putra Indonesia. Tapi tentu saja saya juga harus menyesuaikan," jelasnya.
Menurut Herry, kunci keberhasilan bukan hanya program latihan, tetapi juga adaptasi dua arah.
Ia mengakui bahwa tidak bisa memaksakan seluruh metode latihannya kepada pemain-pemain Malaysia yang memiliki karakteristik berbeda.
"Tak hanya pemain yang beradaptasi dengan program saya, tapi saya juga harus beradaptasi dengan style pemain Malaysia. Itu penting," tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu tantangan terbesar adalah gaya bermain yang cukup kontras.
Jika ganda putra Indonesia dikenal agresif dan menyerang sejak awal, pemain Malaysia lebih mengandalkan pertahanan yang rapat dan reli panjang.
Herry tidak langsung mengubah ciri khas itu, melainkan mengintegrasikan elemen-elemen agresif secara bertahap.
"Adaptasi tiap pemain itu berbeda-beda. Saya tak bisa berharap semua langsung berubah dalam hitungan bulan. Ini proses jangka panjang," katanya.
Kehadiran Herry di BAM memang diharapkan bisa mendongkrak prestasi sektor ganda putra Malaysia yang terakhir kali mencetak prestasi besar lewat perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam waktu dekat, ia menargetkan konsistensi performa para pemain, terutama menjelang Olimpiade Paris 2024.
Meski kini membela negara lain, Herry mengaku tetap membawa semangat bulu tangkis Indonesia ke mana pun ia pergi.
Ia percaya bahwa rivalitas sehat antarnegara justru akan membuat bulu tangkis dunia semakin kompetitif.
"Yang penting, olahraga ini terus berkembang. Kalau saya bisa membantu tim lain berkembang, itu juga kebanggaan," tutup Coach Naga Api dengan nada tenang namun penuh semangat.