“Dalam dua tahun, program ini sudah mencakup lebih dari 50 persen desa. Bahkan, kini rumah tahfidz melebihi jumlah desa di Sumsel. Ini adalah modal untuk mencetak qori dan qoriah unggul, terbukti kita pernah masuk 10 besar nasional dalam MTQ,” paparnya.
Herman Deru juga menyoroti tantangan zaman, khususnya kemajuan teknologi dan hadirnya kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, generasi masa depan tak cukup hanya cerdas, tetapi juga harus berakhlak.
“Perkembangan zaman luar biasa pesat. Maka dari itu, kita harus siapkan sumber daya manusia yang tidak hanya pintar, tapi juga berakhlak baik,” tegasnya.
Dalam konteks menyongsong Indonesia Emas 2045, Herman Deru mengingatkan pentingnya mempersiapkan generasi muda sejak sekarang.
Ia menyebut bahwa bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik agar tidak menjadi beban masa depan.
“Anak-anak muda saat ini adalah estafet masa depan. Oleh karena itu, saya mengajak para orang tua untuk tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, tetapi juga menggembleng anak-anak agar siap menyambut Indonesia Emas,” pungkasnya.