"Memang dari pelatih ingin mencoba lagi sejauh mana Fajar/Fikri, hasilnya seperti apa," ujar Rian saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
"Saya dikasih tahu untuk dicoba dengan Yere, karena dia punya kualitas. Dia pernah juara Asia bersama Pramudya (Kusumawardana), jadi enggak ada salahnya mencoba."
Rian mengakui bahwa beradaptasi dengan pasangan baru tentu membutuhkan waktu.
"Pasti awal-awal ada rasa anehnya. Selama 11 tahun saya partner terus sama Fajar, sudah tahu kebiasaannya. Sekarang dengan Yere, ya coba maksimalkan saja. Kami bakal banyak ngobrol untuk strategi di pertandingan," tambahnya.
Bagi Yeremia, kesempatan ini adalah tantangan sekaligus peluang emas. Bermain bersama senior sekelas Rian menjadi motivasi tersendiri.
"Saya pasti berusaha sebisa mungkin. Dikasih kesempatan bertanding di level tinggi seperti Super 750 dan Super 500, ingin membuktikan kalau saya masih bisa tampil di top perform," kata Yere.
Ia juga menyampaikan rasa senangnya mendapat kesempatan langka ini.
"Saya senang bisa partner dengan Mas Jom (Rian), yang lebih senior dan punya kualitas bagus. Kesempatan ini jangan sampai disia-siakan," ujarnya.
Kombinasi Rian dan Yeremia ini menjadi menarik untuk dinantikan, mengingat keduanya memiliki gaya permainan yang agresif.
Rian dikenal dengan kemampuan bertahan kokoh serta serangan tajam di depan net, sementara Yere punya smash keras dan naluri menyerang yang kuat.
Dua turnamen yang akan diikuti, China Masters dan Korea Open, bukanlah ajang biasa.
Keduanya termasuk dalam kalender turnamen besar BWF, dengan persaingan ketat dari pemain top dunia.
Hasil di kedua turnamen ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan eksperimen pelatih, sekaligus penentu apakah pasangan ini akan terus dilanjutkan di turnamen selanjutnya.
Dengan semangat baru, dukungan pelatih, dan pengalaman masing-masing, Rian dan Yeremia berharap mampu memberikan kejutan di lapangan.
Publik bulu tangkis Indonesia tentu menantikan bagaimana duet baru ini beradaptasi dan bersaing di level elite dunia.