Perlahan, ritme permainan kembali ke tangannya. Serangan-serangan terukur Gregoria membuat Jakobsen mulai kesulitan.
Keuletannya pun membuahkan hasil, Gregoria sukses membalikkan keadaan dan mengamankan gim pertama dengan skor 21-17.
Memasuki gim kedua, Gregoria tampil lebih percaya diri. Ia sudah benar-benar menguasai pola permainan lawannya.
Jika di gim pertama dirinya sempat goyah, kali ini tunggal putri berusia 25 tahun itu nyaris tanpa celah.
Gregoria menekan sejak awal, bermain lebih variatif, dan meminimalisasi kesalahan. Hal ini membuat Jakobsen tidak punya banyak kesempatan untuk berkembang.
Dominasi Gregoria terlihat jelas setelah interval gim kedua.
Ia unggul jauh dan tak memberikan ruang bagi Jakobsen untuk bangkit.
Konsistensi dalam menyerang dan bertahan membuat pertandingan berjalan relatif cepat di gim penentuan ini.
Akhirnya, Gregoria menutup laga dengan kemenangan telak 21-9.
Hasil ini memastikan Gregoria melangkah ke babak 16 besar World Championships 2025.
Kemenangan ini juga menjadi bukti ketenangan dan kedewasaan bermain yang semakin matang dari Gregoria.
Meski sempat goyah di awal, ia mampu mengendalikan situasi dan menunjukkan kualitas sebagai salah satu tunggal putri terbaik dunia saat ini.
Bagi Gregoria, kemenangan atas Jakobsen menjadi modal penting untuk menghadapi laga berikutnya yang tentu akan lebih menantang.
Konsistensi permainan, fokus di momen krusial, dan pengendalian emosi akan menjadi kunci jika ia ingin melangkah lebih jauh dalam turnamen bergengsi ini.
Dengan performa yang kian solid, publik Indonesia tentu berharap Gregoria mampu terus menjaga momentum.
World Championships 2025 adalah salah satu ajang terbesar dalam kalender bulutangkis, dan setiap kemenangan berarti selangkah lebih dekat dengan prestasi gemilang.