HARIANBANYUASIN.COM – Di tengah gegap gempita pembangunan, masih ada sudut terpencil di Kabupaten Banyuasin yang nyaris tak tersentuh pendidikan.
Desa Sungai Pamanan, tepatnya di Dusun 3 Desa Juru Taro, Kecamatan Muara Sugihan, menjadi potret nyata betapa akses pendidikan masih menjadi tantangan besar bagi sebagian anak bangsa.
Di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung itu, puluhan anak usia sekolah tidak pernah merasakan bangku pendidikan. Sebagian besar dari mereka memilih membantu orang tua menjadi nelayan ketimbang pergi belajar.
BACA JUGA:Lolos ke 16 Besar Hong Kong Open 2025, Leo/Bagas: Jaga Fokus dan Jangan Lengah
Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Banyuasin di Kecamatan Muara Sugihan, Ponimin, SPd MSi, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut memang nyata adanya.
“Wilayah dusun tersebut cukup terpencil, akses sulit, dan puluhan anak tidak sekolah. Bahkan ada yang sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan,” ujarnya.
Meski begitu, secercah harapan mulai tumbuh. Program Anak Tidak Sekolah (ATS) kini digerakkan secara serius.
BACA JUGA:3 Wakil Ganda Putri Indonesia Tersingkir di 16 Besar Hong Kong Open 2025
Tim dari Korwil Disdikbud Muara Sugihan bersama Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa Juru Taro, para tenaga pendidik SDN dan SMPN, serta Pondok Pesantren Modern Darul Abror, sepakat mengambil langkah cepat.
Mereka berinisiatif menyediakan tempat belajar bagi anak-anak nelayan di Dusun 3 Sungai Pamanan. Dengan begitu, anak-anak yang dulunya terpinggirkan kini mulai mendapatkan pelayanan pendidikan.
Dalam hal tenaga pengajar, Ponpes Darul Abror turut ambil peran dengan mengirimkan santri-santrinya untuk mengajar di sana.
BACA JUGA:Hong Kong Open 2025: Apriyani/Fadia Gagal Tembus Perempat Final Usai Duel Sengit Lawan Jepang
Ketua Yayasan Ponpes Modern Darul Abror, Muhammad Nurul Miam, S.Th.I., MA, menegaskan dukungan penuh terhadap program tersebut.
“Kami siap mengirim santri untuk menjadi tenaga pengajar. Anak-anak di sana berhak belajar, berhak punya masa depan lebih baik,” katanya.
Ponimin menambahkan, selama puluhan tahun sebelumnya, anak-anak di Dusun 3 ini hampir sama sekali tak tersentuh pendidikan.