Poin demi poin mampu dicuri hingga perlahan ketertinggalan terpangkas.
Alwi bahkan mampu menipiskan jarak menjadi 18-19.
Momentum itu semakin terasa ketika Weng gagal menutup gim setelah skor imbang 20-20.
Justru Alwi yang tampil lebih agresif dan menutup gim pertama dengan skor tipis 22-20.
Sayangnya, kemenangan di gim pertama tidak berjalan mulus ke gim kedua.
Sejak awal, Alwi kembali tertinggal cukup jauh.
Konsistensi dan fokus yang sempat terjaga di gim sebelumnya tidak mampu ia pertahankan.
Alhasil, Weng yang tampil dominan mampu menguasai jalannya permainan.
Serangan-serangan tajam dan pertahanan solid dari pemain Tiongkok itu membuat Alwi tak mampu mengembangkan permainan.
Gim kedua pun berakhir dengan skor 12-21, memaksa laga berlanjut ke gim penentuan.
Di gim ketiga, Alwi menunjukkan permainan terbaiknya.
Tak ingin kehilangan momentum, ia langsung tampil lebih agresif dengan pola serangan cepat yang membuat lawannya kesulitan membalas.
Meski sempat tertinggal 8-11 di interval, Alwi justru semakin bersemangat setelah jeda.
Dukungan dari tribun penonton dan kepercayaan diri yang meningkat membuatnya tampil “gacor”.
Ia sukses membalikkan keadaan dengan deretan poin beruntun hingga akhirnya menutup gim penentuan dengan skor meyakinkan 21-11.
Kemenangan ini tidak hanya menjadi bukti ketangguhan Alwi dalam menghadapi pemain kelas dunia, tetapi juga menegaskan bahwa dirinya semakin matang dalam mengelola tekanan di lapangan.