Tanpa perlawanan berarti, Jonatan harus menyerah telak 5-21, sebuah skor yang terbilang sangat jomplang di level turnamen super 750.
Memasuki gim kedua, Jonatan mencoba bangkit.
Ia mulai lebih sabar dalam membangun serangan dan tak terburu-buru dalam melakukan smes.
Hasilnya, pertandingan berlangsung jauh lebih ketat.
Jonatan bahkan sempat unggul tipis di pertengahan gim kedua.
Beberapa kali pukulan menyilang dan permainan net yang rapi berhasil membuahkan poin.
Namun, Lin Chun-Yi mampu merespons dengan cepat.
Pertarungan sengit terjadi di poin-poin kritis.
Jonatan sempat menyamakan kedudukan hingga skor 20-20, yang membuat asa untuk memaksakan rubber game terbuka lebar.
Sayangnya, dua kesalahan krusial di momen penentuan membuat Lin akhirnya menutup gim dengan kemenangan 22-20.
Kekalahan ini membuat Jonatan harus angkat koper lebih awal dari China Masters 2025.
Lebih menyedihkan lagi, hasil ini sekaligus memastikan bahwa Indonesia tak lagi memiliki wakil di sektor tunggal putra.
Padahal, sektor ini sempat menjadi tumpuan melalui nama-nama seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Alwi Farhan, namun keduanya juga telah lebih dulu tersingkir.
Jonatan yang diharapkan bisa melangkah jauh justru harus menemui jalan buntu di babak 16 besar.
Meski hasil ini pahit, evaluasi tentu menjadi kunci.
Jonatan dikenal sebagai pemain yang punya mental juara dan daya juang tinggi, namun konsistensi permainan masih kerap menjadi masalah.