Sebaliknya, Feng/Huang tampil lebih tenang dan memanfaatkan kesalahan Amri/Nita untuk menutup gim pertama dengan kemenangan tipis 22-20.
Memasuki gim kedua, permainan mulai berat bagi pasangan Indonesia.
Feng/Huang tampil lebih agresif sejak awal dan mengalirkan serangan cepat yang sulit dibendung.
Amri/Nita mencoba mengimbangi dengan permainan reli panjang, namun justru sering melakukan kesalahan sendiri.
Interval gim kedua ditutup dengan keunggulan jauh 11-6 untuk pasangan China.
Selepas jeda, dominasi Feng/Huang semakin tidak terbendung.
Mereka memanfaatkan pengalaman dan konsistensi untuk terus menekan Amri/Nita.
Upaya pasangan muda Indonesia untuk keluar dari tekanan tidak membuahkan hasil.
Beberapa kesalahan beruntun semakin menjauhkan mereka dari perolehan angka.
Gim kedua akhirnya berakhir dengan skor telak 21-12 bagi Feng/Huang.
Kekalahan ini menutup langkah Amri/Nita di turnamen BWF Super 500 tersebut.
Meski gagal ke final, performa mereka di Korea Open 2025 tetap patut diapresiasi.
Menghadapi lawan kelas dunia, Amri/Nita mampu memberikan perlawanan sengit, terutama di gim pertama.
Bagi pasangan muda ini, pengalaman berharga di semifinal akan menjadi bekal penting untuk menatap turnamen berikutnya.
Dengan konsistensi dan evaluasi permainan, bukan tidak mungkin Amri/Nita bisa kembali menantang dominasi ganda campuran papan atas dunia di masa mendatang.