Namun, dominasi tetap berada di pihak Akane. Tunggal putri Jepang itu berkali-kali memaksa Putri berada dalam posisi bertahan dengan smash keras maupun drop shot akurat yang sulit dikembalikan.
Upaya Putri untuk mengejar poin sempat terlihat di pertengahan gim, tetapi selisih skor yang terlalu jauh membuatnya kesulitan membalikkan keadaan.
Akane akhirnya memastikan kemenangan dengan skor 21-14.
Bagi Putri, hasil ini tentu menjadi pelajaran penting.
Meski gagal ke final, pencapaiannya menembus semifinal turnamen level Super 500 merupakan langkah positif dalam menambah pengalaman dan meningkatkan kepercayaan diri.
Menghadapi pemain kelas dunia seperti Akane Yamaguchi bukan perkara mudah, terlebih Putri masih dalam proses mengasah konsistensi permainan di level elite.
Sementara itu, bagi Akane Yamaguchi, kemenangan ini mempertegas statusnya sebagai salah satu tunggal putri terbaik dunia.
Dengan kecepatan, ketahanan fisik, serta kecerdasan strategi, ia mampu menutup ruang bagi Putri untuk mengembangkan permainan.
Akane pun berhak melaju ke partai puncak untuk memperebutkan gelar juara Korea Open 2025.
Meski gagal melangkah lebih jauh, perjuangan Putri Kusuma Wardani tetap patut diapresiasi.
Pengalaman berharga melawan pemain sekelas Akane akan menjadi modal penting untuk memperbaiki diri di turnamen-turnamen berikutnya.
Harapannya, Putri bisa menjadikan kekalahan ini sebagai motivasi untuk terus berkembang dan suatu saat mampu menembus dominasi pemain papan atas dunia.