Pemuda Sumsel Ini Takjub dengan Koleksi Pusaka Depati Abdul Majid di Rumah Bari Pangkalan Balai

Selasa 11 Nov 2025 - 18:48 WIB
Reporter : Aris
Editor : Amin mukri

KORANHARIANBANYUASIN.ID— Rasa kagum terpancar dari wajah Rama Doni, finalis Putera Prestasi Indonesia 2025 asal Sumatera Selatan, saat mengunjungi Rumah Bari Depati Abdul Majid.

RUmah adat bersejarah tersebut adalah milik Pesirah Marga Pangkalan Balai yang berdiri sejak tahun 1901 di Jalan Rioseli, Kota Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin.

Kunjungan budaya yang dilakukan pada Selasa 11 November 2025 itu menjadi momentum penting bagi pemuda berprestasi tersebut untuk menyelami kekayaan warisan leluhur Banyuasin.

BACA JUGA:Membawa Nama Banyuasin, Paskibraka Berangkat ke Akmil Magelang

BACA JUGA:Lapangan Berlumpur, Upacar Hari Pahlawan Dilaksanakan di Dalam Mushalah

Bagi Rama, rumah adat ini bukan sekadar peninggalan arsitektur Melayu kuno, tetapi juga simbol peradaban lokal yang sarat nilai sejarah dan moral.

“Saya sungguh takjub melihat betapa terjaganya koleksi pusaka di rumah ini. Dari sini saya belajar bahwa warisan budaya adalah cermin jati diri bangsa,” ujar Rama Doni usai berkeliling bangunan.

Dalam kunjungannya, Rama didampingi oleh Hanif, edukator dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin, serta dua kurator, Rasyid dan Aris.

Mereka menjelaskan berbagai kisah di balik rumah peninggalan Depati Abdul Majid, salah satu tokoh pesirah marga Pangkalan Balai pada masa pemerintahan adat Banyuasin tempo dulu.

BACA JUGA: HKN, Dinkes Kota Palembang Gelar Mini Soccer

Rama diajak menelusuri setiap ruang di rumah kayu berukir halus itu, sembari diperlihatkan berbagai benda antik peninggalan keluarga Depati, seperti guci keramik, tongkat kepemimpinan, senjata tradisional.

hingga ada juga  kopiah yang pernah digunakan oleh sang Depati. Semua benda pusaka tersebut tertata rapi di bawah pengawasan dan perawatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin.

“Kami terus berusaha menjaga keaslian dan kelestarian koleksi yang ada. Rumah ini bukan hanya monumen sejarah, tapi juga laboratorium pembelajaran budaya,” terang Aris, salah satu kurator Rumah Bari.

Meski koleksi peninggalan terawat dengan baik, kondisi fisik bangunan sudah menunjukkan tanda-tanda usia. Beberapa bagian lantai dan atap kayu tampak lapuk, menandakan perlunya perbaikan teknis agar rumah adat ini tetap aman bagi pengunjung. Rama berharap perhatian serius dari pemerintah daerah agar segera dilakukan pemugaran dan konservasi yang menyeluruh.

“Bangunan bersejarah seperti ini harus dipelihara, karena dari sinilah generasi muda belajar mengenal akar sejarah Banyuasin,” kata Rama Doni.

Kategori :