Program ini bermula dari kondisi sulit saat pandemi Covid-19, ketika inflasi meningkat akibat minimnya produksi pangan lokal.
Melalui GSMP, masyarakat diajak mengubah pola pikir dari konsumtif menjadi produktif.
Masyarakat didorong untuk menghasilkan bahan pangan sendiri melalui aktivitas menanam di pekarangan dan lahan yang tersedia.
“Gerakannya sederhana. Inflasi itu terjadi karena panic buying. Dengan GSMP, masyarakat tidak hanya mengkonsumsi tetapi juga memproduksi. Itulah kunci stabilnya suplai dan permintaan,” ungkap Herman Deru.
Program GSMP mampu menggandeng banyak pihak, termasuk perusahaan swasta melalui dukungan CSR.
Kolaborasi tersebut meningkatkan produksi pangan lokal secara signifikan.
Dampak GSMP tak hanya terlihat pada stabilnya pasokan pangan, tetapi juga pada kemampuan daerah menekan inflasi.
Sumsel menjadi salah satu provinsi dengan ketahanan pangan terbaik di Indonesia.
Di sektor padi, angka produksi mencatat lonjakan tinggi.
Pada 2024 produksi padi mencapai 2,7 juta ton, sementara tahun 2025 melonjak hingga 3,6 juta ton dan diperkirakan terus naik hingga 3,7 juta ton.