PANGKALAN BALAI,KORANHARIANBANYUASIN.ID - Masyarakat di Sumatera Selatan, termasuk Banyuasin, merasakan suhu panas yang luar biasa, baik siang maupun malam. Fenomena ini terjadi meskipun Sumsel belum memasuki musim kemarau.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, Wandayantolis, menjelaskan bahwa suhu panas tersebut disebabkan oleh fenomena tahunan yakni siklus gerak semu matahari.
"Saat ini secara klimatologis adalah puncak suhu maksimum pertama di Sumsel. Puncak kedua yang lebih tinggi lagi akan terjadi pada Oktober mendatang," jelasnya, dikutif sumateraekpresbacakoran.
BACA JUGA:Tak Berjodoh dengan Askolani, Ardi Arfani Diduetkan dengan Pakde Slamet
Gerak semu matahari yang baru saja melewati Sumsel menyebabkan lautan dan daratan membutuhkan waktu untuk melepaskan panas yang dilewatinya.
Hal ini diperparah oleh fenomena Equinox, di mana matahari melintasi garis khatulistiwa, sehingga wilayah tropis seperti Sumsel mendapatkan penyinaran matahari maksimum.
"Suhu panas ini menjadi terasa lebih membuat gerah karena kelembaban udara juga cukup tinggi. Karena memang Sumsel masih dalam transisi dari musim hujan ke musim kemarau," jelasnya.
BACA JUGA:ASEAN U-16 Boys Championships 2024: Peluang Baik untuk Bersaing
Meskipun beberapa negara lain mengalami suhu yang lebih ekstrim, Wandayantolis menegaskan bahwa hal tersebut tidak ada kaitannya dengan cuaca di Sumsel.
"Suhu di Sumsel saat ini 34-35 derajat celcius. Secara umum akhir Juni sebagian besar wilayah di Sumsel sudah masuk musim kemarau," pungkasnya.
BMKG menghimbau masyarakat untuk:
Memperbanyak minum air putih
Mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca panas terik
Memakai topi dan pakaian yang longgar saat beraktivitas di luar ruangan
Memantau informasi cuaca terkini dari BMKG. ***