KORANHARIANBANYUASIN.ID - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi ancaman serius di Kabupaten Banyuasin.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin mencatat, hingga Oktober 2024, sebanyak 534 kasus DBD telah terkonfirmasi dengan empat jiwa melayang akibat penyakit mematikan ini.
Angka kematian akibat DBD ini tentu menjadi perhatian serius. Tercatat, satu korban meninggal pada bulan Januari, dua korban pada bulan Februari, dan satu korban lainnya pada bulan Oktober.
BACA JUGA:Korupsi Dana Korpri: Pidsus Kejari Banyuasin Berhasil Pulihkan Ratusan Juta Rupiah!
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan proaktif dalam mencegah DBD," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Banyuasin, Eni Diana Amkeb.
Eni juga mengingatkan bahwa kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama penyebab merebaknya penyakit DBD.
"Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD berkembang biak di tempat-tempat yang kotor dan terdapat genangan air. Oleh karena itu, masyarakat harus rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur)," imbuhnya.
BACA JUGA:Kulit Sensitif? Ini Rekomendasi Skincare yang Tepat untuk Anda
Eni menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius akibat DBD.
"Jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi, ruam kulit, dan mual, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat," sarannya.
Menjelang musim hujan, Dinkes Banyuasin mengimbau masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, musim hujan seringkali dikaitkan dengan peningkatan kasus DBD.
BACA JUGA:Kemudahan BRImo, Bisa Buka Rekening Valas Hingga 12 Mata Uang, Transaksi Internasional Lebih Gampang
"Masyarakat harus lebih giat lagi melakukan PSN, terutama di lingkungan sekitar rumah. Dengan bekerja sama, kita bisa memutus rantai penularan DBD," tutup Eni.