Salah satu langkah strategisnya adalah memanfaatkan potensi diaspora Indonesia, terutama mereka yang lahir dan bermain sepakbola di Eropa.
Para pemain diaspora kini mulai bergabung dengan Tim Nasional Indonesia di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, memberikan kekuatan baru bagi skuad Garuda.
Menurut Erick, banyak pemain diaspora memiliki keinginan besar untuk kembali memperkuat tanah leluhur mereka.
Faktor emosional dan kebanggaan keluarga menjadi motivasi utama mereka.
"Mereka ingin kembali ke akar mereka karena itu sentimental bagi mama, papa, nenek, dan kakek mereka, dan inilah yang saya bawa kepada mereka, sebuah program yang baik dan mimpi yang ingin kami capai,” ungkapnya.
Langkah ini tidak hanya memperkuat skuad, tetapi juga menanamkan semangat nasionalisme dalam diri para pemain diaspora.
Tantangan Besar Sepak Bola Indonesia
Meski strategi ini mulai membuahkan hasil, tantangan besar masih menghadang sepak bola Indonesia.
Masalah seperti hooliganisme, pengaturan skor, dan tragedi di Malang pada 2022 menjadi catatan kelam yang harus diatasi.
Erick Thohir menegaskan bahwa reformasi menyeluruh telah dilakukan untuk membenahi sepak bola nasional.
Salah satu langkah penting adalah menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola Jepang untuk meningkatkan kualitas wasit dan membersihkan liga domestik dari praktik yang merugikan.
"Jika kami memiliki lebih banyak klub yang fokus pada hal-hal mendasar, kami bisa mengembangkan talenta kami. Tentu saja, kami sedikit unik karena mencoba melakukannya dari puncak piramida ke bawah," ujar Erick.
Pendekatan ini menunjukkan visi Erick untuk menciptakan sistem sepak bola yang berkelanjutan dan berorientasi pada prestasi jangka panjang.
Dengan berbagai langkah strategis, Erick Thohir optimis bahwa Indonesia dapat membangun fondasi kokoh untuk bersaing di tingkat dunia.
Ia percaya bahwa mimpi membawa Indonesia kembali ke Piala Dunia bukanlah hal yang mustahil.
"Raksasa tidur ini akan bangkit," tegasnya.