“Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui asal-usul mortir ini. Kemungkinan besar ini merupakan sisa dari perang yang tertanam di dalam tanah selama bertahun-tahun,” kata AKP Ledi.
Kapolsek Rambutan juga mengimbau warga yang menemukan benda mencurigakan lainnya agar segera melaporkan kepada pihak berwenang. “Kami meminta masyarakat untuk tidak menyentuh atau memindahkan benda-benda mencurigakan yang mirip dengan mortir atau bahan peledak lainnya. Laporkan kepada kami agar dapat ditangani oleh pihak yang berwenang,” tegasnya.
Penemuan mortir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Desa Sako dan sekitarnya. Banyak yang tak menyangka bahwa benda berbahaya semacam itu bisa ditemukan di daerah mereka.
“Saya kaget mendengar ada mortir ditemukan di desa kami. Untung saja tidak meledak, kalau tidak pasti bisa berbahaya bagi warga sekitar,” ujar Sulaiman, salah satu warga setempat.
Warga lainnya juga mengaku khawatir jika masih ada benda serupa yang tertanam di sekitar desa. “Kami berharap pihak berwenang bisa menyisir wilayah ini untuk memastikan tidak ada lagi benda berbahaya yang tertanam,” kata seorang warga lainnya.
Penemuan mortir yang diduga masih aktif di Desa Sako, Kecamatan Rambutan, Banyuasin, menjadi peringatan bagi masyarakat akan potensi bahaya yang masih mengintai. Berkat kesigapan operator alat berat yang menemukan benda mencurigakan tersebut, serta langkah cepat dari pihak kepolisian dan Tim Jibom Satbrimobda Sumsel, potensi bahaya berhasil diminimalisir.
Pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan benda mencurigakan lainnya. Keamanan dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama dalam menangani situasi seperti ini.