Kelihatannya Aman, Tapi Ternyata Babi! Waspadai Istilah-Istilah Ini di Dunia Kuliner

Reporter: Apriyanti |

Editor: Apriyanti |

Rabu , 23 Jul 2025 - 08:30

kelihatannya aman, tapi ternyata babi! waspadai istilah-istilah ini di dunia kuliner                            koranharianbanyuasin.id - dalam dunia kuliner, banyak istilah asing atau lokal yang digunakan untuk menyebut daging babi dan olahannya.
hal ini bisa membingungkan, terutama bagi mereka yang memiliki pantangan terhadap konsumsi daging babi, seperti karena alasan agama atau kesehatan.
jika tidak jeli, seseorang bisa saja mengonsumsi makanan berbahan babi tanpa sadar, hanya karena tidak mengenali istilahnya.
baca juga:tak disangka, ini bahaya tersembunyi di balik daging babi menurut dokter!
baca juga:tampak mirip, tapi ternyata sangat berbeda! begini cara membedakan daging sapi dan babi
berikut adalah beberapa istilah umum yang sering digunakan dalam dunia kuliner untuk menyebut daging babi dan produk turunannya.
simak baik-baik agar tidak salah pilih saat memesan makanan!
1. pork
baca juga:mau langsing cepat? coba trik sederhana dengan daun mint ini!
baca juga:segarnya daun mint: solusi alami atasi jerawat dan masalah kulit ringan
istilah “pork” berasal dari bahasa inggris dan merupakan sebutan paling umum untuk daging babi, terutama dalam kuliner barat.
daging pork bisa disajikan dalam bentuk steak, irisan panggang, tumisan, hingga olahan saus.
jika di menu restoran kamu melihat kata “pork chop” atau “pulled pork”, itu sudah pasti mengandung babi.
baca juga:aroma daun mint, rahasia alami untuk tingkatkan konsentrasi dan daya ingat
baca juga:tak perlu obat kimia, daun mint ampuh redakan batuk dan legakan napas!
2. ham
ham adalah bagian daging babi yang diambil dari paha belakang dan biasanya diawetkan dengan cara diasinkan, diasap, atau difermentasi.
ham sering digunakan dalam sandwich, salad, atau sebagai topping pizza.
meskipun tampilannya mirip dengan daging asap lainnya, perlu diketahui bahwa ham identik dengan daging babi.
3. bacon
bacon adalah daging babi yang diasinkan dan diasap, biasanya berasal dari perut babi.
makanan ini sangat populer dalam sarapan ala barat, disajikan dalam irisan tipis yang digoreng hingga renyah.
di beberapa tempat, bacon juga bisa dibuat dari daging sapi atau kalkun, tapi versi aslinya tetap dari babi.
4. lard
lard adalah lemak babi yang dilelehkan, sering digunakan dalam proses memasak atau membuat kue karena memberikan tekstur renyah.
dalam beberapa resep pastry klasik, penggunaan lard dianggap penting untuk menghasilkan kulit yang garing dan lembut.
sayangnya, banyak orang tidak sadar bahwa lemak ini berasal dari babi.
5. char siu
char siu adalah daging babi yang dipanggang dengan bumbu merah khas dalam kuliner tionghoa.
biasanya disajikan bersama nasi atau mi, dan memiliki cita rasa manis gurih.
walau tampilannya menggugah selera, char siu selalu menggunakan daging babi.
6. siu yuk
siu yuk adalah babi panggang dengan kulit garing yang juga berasal dari masakan kanton.
biasanya dipotong-potong dan disajikan bersama nasi.
tekstur renyah pada kulitnya membuatnya digemari banyak orang, tapi sekali lagi, ini adalah olahan babi.
7. chorizo
chorizo adalah sosis khas spanyol atau meksiko yang biasanya dibuat dari daging babi dengan bumbu paprika.
beberapa restoran menyajikan chorizo dalam pizza atau campuran pasta.
tidak semua chorizo berbahan babi, tapi versi tradisionalnya memang berasal dari babi.
8. tonkotsu
dalam kuliner jepang, terutama ramen, istilah “tonkotsu” merujuk pada kuah yang dibuat dari tulang babi yang dimasak selama berjam-jam hingga mengeluarkan kaldu kental.
meskipun sekilas hanya terlihat sebagai kuah biasa, tonkotsu tetap mengandung unsur babi.
waspada saat memesan makanan
beberapa restoran tidak mencantumkan secara eksplisit kata "babi" atau "pork", tapi menggunakan istilah-istilah di atas.
untuk itu, penting bagi konsumen yang menghindari daging babi untuk membaca menu dengan teliti dan tidak ragu bertanya kepada pelayan mengenai bahan makanan yang digunakan.
ingat! mengenali istilah adalah langkah awal untuk menjaga konsumsi tetap sesuai prinsip dan keyakinan.