Lanny/Fadia Sulit Hadapi Poin Kritis, Ini Evaluasi dan Solusi dari Pelatih Ganda Putri

Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti--Foto PBSI
KORANHARIANBANYUASIN.ID - Pasangan ganda putri Indonesia, Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Lanny Tria Mayasari, kini tengah menjadi sorotan dalam persaingan papan atas dunia.
Sejak dipasangkan delapan bulan lalu, Fadia dan Lanny menunjukkan perkembangan menjanjikan dengan menaklukkan beberapa pasangan elit dunia, seperti Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dari Malaysia dan pasangan Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida.
Namun, performa impresif itu belum konsisten karena mereka kerap tumbang dalam pertarungan rubber game.
BACA JUGA:AVC Men's Volleyball Nations Cup 2025, Indonesia Menyerah 0-3 dari Bahrain
BACA JUGA:PBSI Ungkap Progres Pemulihan Ginting dan Gregoria Jelang Japan Open 2025
Performa Fadia/Lanny yang mampu mencuri satu gim melawan pemain top menunjukkan potensi besar.
Namun, keberhasilan itu belum cukup untuk membawa mereka menang secara keseluruhan, terutama saat pertandingan memasuki fase kritis.
Hal ini pun menjadi perhatian serius tim pelatih.
BACA JUGA:PBSI Beberkan Kondisi Cedera Daniel Marthin yang Belum Membaik
BACA JUGA:Konsep Baru Turnamen BWF Super 1000! Akan Berlaku Mulai Tahun 2027?
Kepala pelatih sektor ganda putri, Karel Mainaky, pernah menyampaikan pandangannya mengenai kekurangan pasangan ini.
Ia menyoroti bahwa salah satu hal utama yang perlu dibenahi adalah kemampuan Fadia/Lanny dalam menghadapi tekanan, khususnya saat memasuki momen-momen krusial.
Karel menilai bahwa mentalitas di poin-poin kritis menjadi titik lemah yang harus segera diperbaiki jika ingin bersaing di level atas.
BACA JUGA:Eng Hian Beberkan Target Besar Tim Junior Indonesia di WJC 2025