Hasil Japan Open 2025: Ana/Tiwi Tumbang di Babak 16 Besar

Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, harus mengakui keunggulan pasangan unggulan ke-7 asal Korea Selatan dan tersingkir di Japan Open 2025.--Foto PBSI

KORANHARIANBANYUASIN.ID - Pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, harus mengakui keunggulan pasangan unggulan ke-7 asal Korea Selatan, Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong, dalam laga dramatis yang berlangsung selama tiga gim dengan skor akhir 22-20, 19-21, 11-21.

Pertandingan ini sejatinya menunjukkan potensi dan daya juang tinggi dari pasangan Indonesia, terutama saat mereka sukses mencuri kemenangan di gim pertama setelah tertinggal cukup jauh.

Namun sayangnya, performa mereka tidak konsisten hingga akhir pertandingan.

BACA JUGA:Hasil Japan Open 2025: Putri Kusuma Wardani Gagal Pecah Telur, Gagal ke Semifinal

BACA JUGA:Japan Open 2025: Comeback Belum Sempurna! Ginting Tumbang dari Kodai Naraoka Usai 6 Bulan Absen

Laga dimulai dengan tekanan dari pasangan Korea yang langsung unggul di awal gim pertama. Febriana/Amallia sempat tertinggal cukup jauh, namun mereka tak menyerah.

Dengan semangat juang tinggi, keduanya melakukan perubahan strategi yang cukup jitu.

Menurut Febriana, mereka mengubah pola permainan dari main satu-satu menjadi “main no lob”, strategi yang membuat pasangan Korea kesulitan.

BACA JUGA:Putri Kusuma Wardani Menang Atas Wakil Jepang, Wakil Indonesia Pertama Lolos ke Perempat Final Japan Open 2025

BACA JUGA:Laga Panas! Alwi Farhan Dikandaskan 'Musuhnya' di WJC 2023, Tunggal Putra Indonesia Habis!

Dengan taktik ini, permainan menjadi lebih cepat dan tekanan balik pun mulai terasa di kubu lawan.

 

Kerja sama yang solid dan keyakinan untuk terus menyerang akhirnya membuahkan hasil.

Setelah mengejar ketertinggalan, pasangan Indonesia berhasil membalikkan keadaan dan menutup gim pertama dengan skor ketat 22-20.

BACA JUGA:Duel Sengit 3 Gim! Amri/Nita Gagal Tembus Perempat Final Japan Open 2025

BACA JUGA:Hasil Japan Open 2025: Rehan/Gloria Tersingkir di 16 Besar

Memasuki gim kedua, Febriana/Amallia sebenarnya masih bermain cukup baik.

Mereka mampu melanjutkan pola permainan yang sukses di gim pertama dan bahkan sempat memimpin.

Namun, di titik-titik krusial, kesalahan sendiri mulai muncul.

Menurut Febriana, “Ada bola-bola yang seharusnya tidak mati malah jadi mati sendiri.”

Kesalahan kecil ini memberi momentum bagi pasangan Korea untuk bangkit.

Saat lawan mulai mendapat angin, tekanan balik justru menimpa Febriana/Amallia.

Meski berusaha mempertahankan keunggulan, mereka akhirnya kalah tipis dengan skor 19-21, membuat kedudukan menjadi imbang 1-1.

Gim penentuan menjadi panggung dominasi pasangan Korea.

Terlihat bahwa pasangan Indonesia mulai kehilangan fokus dan kelelahan.

Dalam kondisi ini, kesalahan-kesalahan sendiri kembali muncul dan sulit ditekan.

Amallia Cahaya Pratiwi menyatakan bahwa fokus dan ketahanan fisik menjadi aspek yang perlu dievaluasi.

Ia mengakui, “Kami harus konsisten dengan permainan, terutama ketika sudah capek. Itu yang harus ditingkatkan.”

Permainan pun berjalan di bawah kendali Kim/Kong.

Mereka mampu memanfaatkan celah dan menekan pasangan Indonesia tanpa memberi banyak kesempatan.

Skor akhir gim ketiga pun menunjukkan dominasi Korea dengan 21-11.

Meskipun kalah, pertandingan ini menunjukkan bahwa Febriana/Amallia memiliki potensi besar untuk bersaing di level tinggi.

Kemampuan membaca permainan dan melakukan penyesuaian taktik menjadi nilai plus tersendiri.

Namun, seperti yang mereka akui sendiri, aspek fokus, konsistensi, dan daya tahan fisik menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki.

Ketika unggul, pasangan ini terlihat percaya diri dan berbahaya, namun saat tertekan dan lelah, mereka mudah kehilangan arah.

Ke depan, evaluasi dari pertandingan ini harus dijadikan bekal berharga.

Terlebih menjelang turnamen-turnamen besar lainnya yang menuntut performa maksimal di setiap gim.

Kekalahan dari pasangan unggulan Korea memang menyakitkan, apalagi setelah sempat merebut gim pertama.

Namun, keberanian, strategi tajam, dan semangat juang Febriana/Amallia patut diapresiasi.

Dengan perbaikan di sektor fokus dan stamina, bukan tidak mungkin keduanya bisa menjadi ganda putri andalan Indonesia di masa depan.

Semangat dan kerja keras akan membawa mereka lebih siap menghadapi pertandingan berikutnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan