Menjelang Kejuaraan Dunia, Kondisi Lutut An Se-young Jadi Sorotan

An Se Young--
BACA JUGA:WBC 2025, PBSI Pasang Target Raih Satu Gelar
Ia juga menekankan pentingnya manajemen jadwal turnamen.
Terlalu sering tampil bisa meningkatkan risiko kambuhnya cedera.
“Selain itu, untuk mengurangi beban pada lutut, dia harus menyesuaikan strategi permainan. Fokus pada serangan cepat tanpa reli panjang bisa menjadi solusi,” tambahnya.
Saran dari ahli medis tersebut tentu menjadi pertimbangan penting bagi An Se-young.
Selama ini, ia dikenal memiliki gaya bermain ulet dengan reli panjang dan pertahanan solid, namun pola itu membuat lutut bekerja lebih keras.
Dengan mengubah strategi ke arah permainan cepat dan efisien, An Se-young dapat tetap kompetitif sekaligus menjaga kondisi fisiknya.
Menariknya, perubahan gaya bermain bukan hanya soal menjaga kesehatan, tetapi juga bisa menjadi variasi taktik baru untuk menghadapi lawan-lawan papan atas yang sudah terbiasa dengan pola permainannya.
Jika berhasil beradaptasi, An Se-young berpotensi menambah dimensi baru dalam permainannya.
Sementara itu, Kepala Pelatih Pelatnas Korea Selatan, Park Joo-bong, memastikan bahwa An Se-young tidak terbebani latihan berlebihan.
Menurutnya, atlet berusia 23 tahun itu sangat memahami kebutuhan fisiknya sendiri.
“Baik itu latihan beban maupun lari, dia adalah atlet paling berprestasi dan menonjol. Kemampuan atletik dan keseimbangan tubuhnya luar biasa, dan saya merasa dia benar-benar berbeda dari atlet kelas dunia lainnya,” ungkap Park.
“Dia tahu persis berapa banyak latihan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan statusnya sebagai atlet kelas dunia,” tegasnya.
Dengan dukungan tim medis dan pelatih, An Se-young tetap diharapkan bisa tampil maksimal di Paris.
Namun, perjalanan menuju puncak prestasi tentu tidak mudah jika kondisi fisiknya terus menjadi tantangan.