BANNER ASKOLANI 2 PERIODE

Banyuasin Meriahkan Peringatan HUT Polisi Wanita Ke-76 dengan Tasyakuran dan Bakti Sosial

Kegiatan potong tumpeng HUT Polwan di Polres Banyuasin--

KORANHARIANBANYUASIN. ID - Polres Banyuasin Polda Sumsel merayakan puncak peringatan HUT Polisi Wanita (Polwan) ke-76 dengan penuh khidmat di Gedung Sanika Satya Wadah Mapolres Banyuasin pada Kamis (5/9) pukul 15.30 WIB. 

Acara ini dihadiri oleh Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo SH SIK MIK, Wakapolres Kompol Adriansyah SE SIK, serta jajaran Kabag, Kasat, dan Perwira Polres Banyuasin.

Acara dibuka oleh Kapolres Banyuasin, AKBP Ruri Prastowo, dan turut dihadiri oleh Ketua Bhayangkari Cabang Banyuasin Nyonya Dian Ruri Prastowo bersama pengurus Bhayangkari dan seluruh anggota Polisi Wanita Polres Banyuasin. 

BACA JUGA:Kapolres Banyuasin Tingkatkan Kesiapan Jelang Pilkada 2024 melalui Kunjungan Kerja ke Polsek Rantau Bayur

Tema yang diusung dalam peringatan HUT Polwan ke-76 tahun ini adalah “Polwan Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.”

Peringatan kali ini tidak hanya meriah dengan tasyakuran, tetapi juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan bakti sosial. 

Polwan Polres Banyuasin melaksanakan beberapa kegiatan seperti bakti sosial, bakti religi, serta kegiatan kesehatan seperti donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pemberian vitamin kepada anak berkebutuhan khusus.

BACA JUGA:Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Muba Kembali Terjadi, Desak Kapolda Tindakan Tegas!

 Kegiatan tersebut menunjukkan komitmen Polwan dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.

Dalam acara tersebut, diputar juga film dokumenter mengenai sejarah terbentuknya Polisi Wanita yang dimulai pada 1 September 1948. 

Sejarah mencatat bahwa Polwan pertama kali dibentuk di tengah perang Agresi Militer Belanda II di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. 

BACA JUGA:Kulit Lebih Awet Muda dengan Antioksidan Buah Bidara, Begini Caranya!

Pada masa itu, Polri menghadapi tantangan dalam memeriksa wanita korban maupun pengungsi, sehingga diperlukan peran tambahan dari istri anggota Polri dan pegawai sipil wanita.

 Berdasarkan kebutuhan tersebut, dibentuklah Polisi Wanita pertama yang terdiri dari enam orang, yang menjalani pendidikan di SPN Bukit Tinggi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan