Tampon atau Pembalut? Mengungkap Risiko dan Keamanannya
Pembalut vs tampon, mana yang lebih aman dan nyaman?--Foto freepik.com
BACA JUGA:6 Rekomendasi Pelembab dan Pencerah Kulit dengan Harga Terjangkau
Pembalut tidak memerlukan pemasangan di dalam tubuh, sehingga lebih sedikit risiko terkait infeksi internal.
Iritasi Kulit: Meskipun aman, pembalut dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa wanita, terutama jika dipakai terlalu lama atau jika wanita tersebut memiliki kulit sensitif.
Gejala ini sering kali muncul karena bahan kimia yang digunakan pada pembalut, seperti pewangi atau pemutih.
Risiko Kebocoran: Pada beberapa wanita, pembalut bisa saja bocor jika tidak diganti secara teratur.
Hal ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan meningkatkan risiko infeksi jika darah menggenang terlalu lama pada kulit.
Tampon
Tampon adalah produk yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menyerap darah menstruasi langsung dari tubuh.
Tampon terbuat dari kapas atau bahan sintetis yang dirancang untuk menyerap cairan dan dapat bertahan antara 4 hingga 8 jam tergantung pada aliran darah.
Keamanan Tampon:
Risiko Sindrom Shock Toksik (TSS): Salah satu kekhawatiran utama yang terkait dengan tampon adalah sindrom shock toksik (TSS).
Infeksi langka namun serius yang dapat disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di dalam tampon jika tidak diganti dalam waktu yang tepat.
TSS lebih umum terjadi pada wanita yang menggunakan tampon berdaya serap tinggi atau membiarkan tampon terlalu lama di dalam tubuh.
Iritasi Vagina: Penggunaan tampon dapat menyebabkan iritasi atau kekeringan pada vagina, terutama jika digunakan terlalu sering atau dalam waktu lama.
Penggunaan tampon juga bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih atau infeksi jamur jika kebersihan tidak dijaga dengan baik.