Pembangunan Rumah Adat Banyuasin, Simbol Kebudayaan yang Sedang Dirintis

KORANHARIANBANYUASIN.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin terus menunjukkan komitmen untuk melestarikan budaya lokal melalui pembangunan rumah adat Banyuasin yang kini menjadi perhatian masyarakat. Proyek ini, yang dimulai sejak 2023, diharapkan menjadi simbol kebudayaan sekaligus ikon kebanggaan masyarakat Banyuasin.

Progres pembangunan rumah adat tersebut dilaksanakan secara bertahap. Pada tahun pertama, Pemkab menganggarkan Rp 1,3 miliar untuk membangun pondasi dan rangka bawah. Kemudian, pada tahun 2024, alokasi anggaran sebesar Rp 1,9 miliar kembali dikucurkan untuk melanjutkan konstruksi rangka atas.

Kepala Dinas PUPR Banyuasin, Ir. Apriansyah, melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan, Ir. Andi Wijaya, ST, MM, mengungkapkan bahwa pembangunan ini merupakan langkah strategis, meskipun menghadapi tantangan besar terkait pembiayaan. “Untuk menyelesaikan rumah adat ini, total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 7 miliar. Saat ini, kita masih membutuhkan tambahan sekitar Rp 4 miliar untuk menyelesaikannya,” jelasnya.

BACA JUGA:Wamen Dukung Petani Banyuasin untuk Capai Swasembada Pangan 2027

Salah satu faktor yang membuat anggaran membengkak adalah penggunaan struktur baja dalam konstruksinya, yang dirancang untuk menjaga kekokohan bangunan dalam jangka panjang. Selain itu, biaya pembangunan tidak hanya mencakup bangunan utama, tetapi juga fasilitas pendukung seperti lahan parkir dan bangunan tambahan.

Pemkab Banyuasin optimis, dengan dukungan masyarakat dan pihak-pihak terkait, pembangunan rumah adat ini dapat selesai sesuai target. Rumah adat Banyuasin diharapkan menjadi pusat kegiatan budaya dan simbol pelestarian tradisi lokal yang mampu menarik perhatian wisatawan.

Dengan rampungnya proyek ini kelak, rumah adat Banyuasin tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga pengingat akan pentingnya gotong royong dalam membangun daerah.