Kesemutan dan Risiko Amputasi: Fakta, Penyebab, dan Pencegahannya

Reporter: Apriyanti |

Editor: Apriyanti |

Selasa , 14 Jan 2025 - 11:00

kesemutan dan risiko amputasi: fakta, penyebab, dan pencegahannya                            koranharianbanyuasin.id - kesemutan adalah sensasi yang biasa dialami banyak orang, seringkali dianggap sepele dan terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri terlalu lama dalam posisi tertentu.
namun, tahukah anda bahwa kesemutan yang berkelanjutan dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius?
bahkan, dalam kasus tertentu, kesemutan yang tidak ditangani dengan tepat bisa berujung pada komplikasi berat, termasuk amputasi.
baca juga:kesemutan: waspada! bisa jadi anda terkena penyakit ini
baca juga:tangan sering kesemutan? waspadai penyakit-penyakit ini!
apa itu kesemutan?
kesemutan, atau dalam istilah medis disebut parestesia, adalah sensasi mati rasa atau rasa seperti ditusuk jarum yang terjadi akibat gangguan pada saraf atau sirkulasi darah.
biasanya, kondisi ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya setelah aliran darah kembali lancar.
baca juga:kopi americano dan penurunan berat badan: apa kata ahli?
baca juga:agar promil berhasil, yuk hitung masa subur kamu, begini caranya!
namun, jika kesemutan berlangsung terus-menerus atau sering terjadi tanpa sebab yang jelas, hal ini bisa menjadi indikasi masalah serius seperti:
- neuropati perifer (kerusakan saraf perifer)
- diabetes melitus
baca juga:stop konsumsi! 8 makanan pemicu gejala pcos
baca juga:kenapa bayi cegukan? penyebab dan cara mengatasinya
- penyakit arteri perifer
- cedera tulang belakang atau saraf
bagaimana kesemutan bisa berujung pada amputasi?
kesemutan kronis yang diabaikan, terutama pada penderita diabetes, dapat memicu komplikasi serius.
berikut adalah penjelasan bagaimana kondisi ini dapat berujung pada amputasi:
- neuropati perifer pada diabetes
penderita diabetes melitus sering mengalami kesemutan kronis akibat neuropati perifer.
kondisi ini terjadi karena tingginya kadar gula darah yang merusak saraf, terutama di area kaki dan tangan.
kerusakan saraf ini menyebabkan berkurangnya sensitivitas, sehingga luka kecil pun sering tidak disadari.
luka yang tidak dirawat dengan baik dapat berkembang menjadi infeksi parah.
- gangguan sirkulasi darah
penyakit arteri perifer (pad) adalah kondisi di mana pembuluh darah menyempit, mengurangi aliran darah ke ekstremitas seperti kaki.
akibatnya, jaringan tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, yang bisa menyebabkan ulkus atau jaringan mati (gangren).
jika gangren tidak diatasi, amputasi menjadi satu-satunya pilihan untuk mencegah penyebaran infeksi.
- infeksi yang tidak terkontrol
kesemutan kronis yang disebabkan oleh luka terbuka atau infeksi dapat memicu komplikasi berbahaya seperti sepsis.
jika jaringan yang terinfeksi tidak diangkat, infeksi dapat menyebar dan membahayakan nyawa pasien.
cara mencegah komplikasi kesemutan
agar kesemutan tidak berkembang menjadi kondisi serius, langkah pencegahan berikut perlu dilakukan:
kontrol kadar gula darah
bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah kunci utama untuk mencegah neuropati dan komplikasi lainnya.
rajin periksa kaki
periksa kaki secara rutin untuk memastikan tidak ada luka, lecet, atau perubahan warna kulit.
gunakan alas kaki yang nyaman dan hindari berjalan tanpa alas kaki.
rutin berolahraga
aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan saraf.
pilih olahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang.
hindari duduk terlalu lama
jika pekerjaan anda mengharuskan duduk dalam waktu lama, luangkan waktu untuk berdiri atau berjalan setiap 30 menit.
konsultasi ke dokter
jika anda mengalami kesemutan yang tidak kunjung hilang atau disertai gejala lain seperti nyeri, bengkak, atau luka yang sulit sembuh, segera konsultasikan ke dokter.
kesemutan mungkin terlihat sepele, tetapi jika terjadi secara terus-menerus, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian medis.
jangan abaikan kesemutan, terutama jika anda memiliki kondisi seperti diabetes atau gangguan sirkulasi darah.
dengan deteksi dini dan perawatan yang tepat, risiko komplikasi berat, termasuk amputasi, dapat diminimalkan.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran HARIAN BANYUASIN 16 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan