"Saya kira, kita sepakat gerakan ini dilakukan secara masif, terencana dan terukur. Sehingga inflasi di Sumsel tetap terkendali," ujarnya.
"Kita bersama-sama mencari solusi dan langkah konkret, semoga upaya yang kita niatkan ini diridhoi Allah SWT," ucap Fatoni.
Fatoni mengatakan dengan adanya operasi pasar murah dapat membantu menstabilkan harga bahan pokok.
Seperti beras, cabai merah, bawang merah, daging dan lain-lain.
Lebih jauh Fatoni mengatakan selanjutnya survei akan dilakukan di dua Kota se-Sumsel.
Meliputi Kota Palembang dan Lubung Linggau serta dua Kabupaten se-Sumsel, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim.
“Jadi empat yang disurvei dan andilnya dari daerah lain. Oleh karena itu perlu melakukan upaya yang terkoordinasi dan terus menerus kemudian saling melengkapi," jelasnya.
"Kita semua sudah melakukan, koordinasinya sudah sangat baik, mumpung ini masih tahun baru, kesempatan kita untuk memperbaiki apa yang sudah kita lakukan," ujar Fatoni.
Menurutnya, upaya lain yang dilakukan dalam pengendalian inflasi masih sangat banyak.
Oleh karena itu Fatoni meminta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membuat rencana kegiatan kerja.
Selanjutnya program tersebut disinkronkan dengan program stakeholder lainnya mulai dari BUMD, BUMN dan vertikal lainnya agar dampaknya dapat langsung dirasakan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Sekda Sumsel, SA Supriono menyebut, pengendalian inflasi memerlukan dukungan semua pihak.
Ini dikarenakan inflasi dari 17 kabupaten/kota secara kumulatif akan mencerminkan inflasi provinsi secara keseluruhan.
"Penanganan inflasi tidak hanya bersama-sama tapi secara parsial dan terkoordinasi," pungkasnya.***