Selain itu, selama kehamilan, lonjakan hormon progesteron dan tekanan dari janin pada usus memperparah kecenderungan konstipasi.
Hal ini membuat banyak wanita hamil mengalami kesulitan BAB, terutama di trimester ketiga.
2. Struktur Anatomi
Secara anatomis, wanita memiliki panggul yang lebih lebar dibandingkan pria untuk mendukung proses persalinan.
Namun, bentuk panggul ini juga mempengaruhi sudut dan jalur usus besar dan rektum.
Saluran pencernaan pada wanita cenderung mengalami lebih banyak kelokan atau tekanan, yang memperlambat pergerakan feses dan mempersulit proses pengeluaran.
Selain itu, organ-organ reproduksi seperti rahim, yang letaknya berdekatan dengan usus, juga dapat memberikan tekanan tambahan.
Terutama jika membesar akibat kondisi seperti fibroid atau endometriosis.
3. Kebiasaan dan Gaya Hidup
Gaya hidup turut memengaruhi perbedaan ini.
Beberapa studi menunjukkan bahwa wanita cenderung menunda keinginan untuk BAB karena alasan kesibukan, rasa malu, atau tidak nyaman dengan fasilitas umum.
Penundaan ini dapat menyebabkan air dalam tinja diserap kembali oleh usus, sehingga feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.
Selain itu, pola makan wanita umumnya mengandung kalori lebih rendah daripada pria.
Jika asupan serat tidak memadai, ini berkontribusi pada masalah konstipasi.
Serat sangat penting untuk membantu mempercepat pergerakan usus.
4. Faktor Psikologis