Dengan demikian, PBSI tampaknya lebih berhati-hati dalam mempersiapkan kembalinya Ginting.
Fokus utama adalah memastikan sang pemain siap tampil optimal di Kejuaraan Dunia 2025, bukan sekadar mengejar penampilan di turnamen sebelumnya yang bisa berisiko memperlambat pemulihan.
"Kemungkinan besar untuk Kejuaraan Dunia sudah siap main. Saya nggak janji di Jepang dan China siap main," tambahnya.
Saat ini, Ginting masih menjalani latihan dan penguatan untuk mencegah kembalinya rasa nyeri yang sempat mengganggu performanya.
Meski fisiknya sudah jauh membaik, tim pelatih dan medis masih terus memantau perkembangannya secara intensif.
Gregoria Dikejar Waktu, Persiapan Hanya Tiga Minggu
Berbeda dengan Ginting, Gregoria Mariska Tunjung baru saja kembali dari masa rehat selama dua bulan tanpa latihan intens.
Kini, ia hanya memiliki waktu tiga minggu untuk mempersiapkan diri menjelang Japan Open 2025.
Durasi persiapan yang pendek ini membuat Eng Hian mempertanyakan kesiapan Gregoria.
Ia menyerahkan sepenuhnya kepada tim pelatih untuk menilai apakah sang atlet layak diturunkan di turnamen besar tersebut, atau lebih baik disiapkan untuk event yang lebih penting.
"Untuk Jorji, setelah dua bulan tidak berlatih, sekarang persiapan Jepang tinggal tiga minggu. Apakah nyampe? Itu pertanyaan saya ke pelatih. Apakah kondisinya siap? Atau lebih baik disiapkan lebih jauh untuk Kejuaraan Dunia?" ujarnya.
Gregoria sendiri sempat mengalami kelelahan dan cedera ringan setelah jadwal padat di awal tahun.
Oleh karena itu, masa istirahat yang ia jalani menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga performanya tetap konsisten dan prima di level tertinggi.
Prioritaskan Kejuaraan Dunia
Eng Hian menegaskan bahwa PBSI kini lebih mementingkan target jangka menengah dan panjang, terutama menyambut Kejuaraan Dunia 2025.
Ia tidak ingin para atlet dipaksakan untuk tampil jika belum sepenuhnya siap, karena hal tersebut justru bisa mengganggu proses pemulihan dan performa mereka di masa depan.