“Obrolan terakhir itu mau dicoba dengan pemain pratama, karena yang di utama kan memang sudah punya pasangan masing-masing. Mereka juga sudah punya ranking yang cukup baik,” jelas Dejan.
Opsi untuk dipasangkan dengan pemain pratama menjadi solusi realistis, mengingat pemain utama sebagian besar telah memiliki pasangan yang mapan dan menduduki peringkat dunia yang stabil.
Dejan pun menyambut kemungkinan tersebut dengan sikap terbuka, meski ia menyadari konsekuensi yang akan menyertai.
Siap Mulai dari Awal Lagi
Bagi Dejan, berpasangan dengan pemain dari level pratama bukan hal yang mudah.
Ia sadar tantangan adaptasi dan pembentukan chemistry akan menjadi pekerjaan rumah yang besar.
Meski begitu, ia tetap siap menjalani proses dari awal, selama ada dukungan waktu dan kesempatan untuk berkembang bersama pasangan barunya.
“Ada beberapa pemain senior yang partneran dengan pemain junior juga nggak langsung juara, contohnya Yuta (Watanabe), Tang Chun Man, dan Terry (Hee). Nggak gampang lah mulai dari awal. Tapi saya pribadi sih nggak masalah kalau harus mulai dari awal lagi, hanya mungkin butuh waktu,” ujar Dejan.
Ia juga menekankan bahwa hasil cepat bisa lebih mungkin didapatkan jika dirinya dipasangkan dengan pemain yang sudah kuat dan berpengalaman.
Menurutnya, semakin tinggi kualitas teknis dan kesiapan pasangan, maka semakin cepat proses adaptasi dan pembentukan strategi bermain.
“Kalau misalnya sama yang udah sama-sama kuat, mau hasil ya ayok. Maksudnya karena PR-nya kan nggak terlalu banyak. Penyesuaian lebih cepat,” tambahnya.
Dejan pun menyinggung kemitraannya dengan Fadia sebagai contoh.
Meskipun hanya berjalan enam bulan dan dengan waktu latihan terbatas, mereka tetap mampu bersaing dan tidak mudah dikalahkan, bahkan ketika menghadapi pasangan unggulan.
Jadwal Tanding Masih Belum Pasti
Dengan status pasangan baru yang masih dalam tahap pencarian, Dejan saat ini belum mengetahui kapan dirinya akan kembali tampil di turnamen internasional.
Kondisi ini menempatkan sang pemain dalam situasi menunggu, sembari terus mempersiapkan diri secara fisik dan mental.
PBSI sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai siapa yang akan menjadi tandem baru bagi Dejan.
Namun dengan banyaknya potensi muda dari kelompok pratama, publik berharap proses pencocokan ini bisa segera selesai dan menghasilkan pasangan yang kompetitif.
Langkah PBSI untuk terus mengembangkan kombinasi di sektor ganda campuran merupakan bagian dari strategi regenerasi, mengingat sektor ini belum menunjukkan dominasi yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
Harapan untuk Masa Depan
Sebagai pemain muda yang terus berkembang, Dejan menunjukkan kematangan dalam menyikapi dinamika pembentukan pasangan.
Kesediaannya untuk menerima tantangan dan memulai kembali menunjukkan sikap profesional yang patut diapresiasi.
Dengan semangat baru dan harapan akan pasangan yang cocok, publik menantikan kembalinya Dejan Ferdinansyah ke arena kompetisi internasional.
Siapapun pasangan yang nantinya terpilih, kolaborasi tersebut diharapkan mampu memberikan warna baru bagi sektor ganda campuran Indonesia.
Kini, semua mata tertuju pada keputusan PBSI. Akankah Dejan menemukan tandem yang mampu membawanya meraih prestasi lebih tinggi? Waktu akan menjawab.