Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa konsumsi antosianin secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson, sekaligus mendukung kesehatan otak dan daya ingat.
Selain antosianin, kulit buah naga juga mengandung betasianin, pigmen merah yang tak hanya memberi warna cerah tetapi juga memiliki kemampuan antioksidan tinggi.
Betasianin diketahui mampu membantu menetralkan radikal bebas serta memperkuat daya tahan tubuh.
Kandungan ini juga dipercaya berperan dalam proses detoksifikasi tubuh dan menjaga kesehatan hati.
Senyawa lainnya yang turut berkontribusi adalah flavonoid, kelompok fitokimia yang banyak ditemukan dalam tanaman.
Flavonoid berfungsi sebagai antiinflamasi, antikanker, dan kardioprotektif.
Artinya, kulit buah naga bukan hanya berpotensi melindungi tubuh dari peradangan, tetapi juga menyehatkan sistem kardiovaskular dan mengurangi risiko pertumbuhan sel abnormal.
Agar manfaat dari kulit buah naga merah bisa diperoleh secara optimal, Anda bisa mengolahnya menjadi teh herbal, jus, atau masker alami.
Untuk membuat teh, cukup cuci bersih kulit buah naga, potong kecil-kecil, lalu rebus selama 10–15 menit.
Teh ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga kaya akan antioksidan yang baik untuk tubuh.
Anda juga bisa mengeringkan kulitnya terlebih dahulu sebelum diseduh seperti teh biasa.
Kesimpulannya, kulit buah naga merah bukanlah limbah yang tidak berguna.
Sebaliknya, ia merupakan bagian dari buah yang kaya akan senyawa antioksidan kuat seperti antosianin, betasianin, dan flavonoid.
Dengan memasukkan kulit buah naga ke dalam pola konsumsi harian, kita bisa memperoleh perlindungan alami terhadap berbagai ancaman kesehatan akibat radikal bebas.
Jadi, jangan buru-buru membuang kulit buah naga Anda—manfaatnya jauh lebih besar dari yang kita kira.