Zii Jia sendiri dijadwalkan akan kembali beraksi di Japan Open 2025, yang akan berlangsung pada 15 hingga 20 Juli mendatang.
Namun, unggahan tersebut memunculkan kekhawatiran apakah ia benar-benar telah siap secara fisik dan mental untuk kembali ke kompetisi.
Kekhawatiran ini bahkan disampaikan oleh rekan sesama pebulu tangkis Malaysia, Roy King Yap, yang langsung menuliskan komentar di unggahan Zii Jia dengan kalimat sederhana namun penuh perhatian: “Apakah kamu baik-baik saja bro?”
Lebih lanjut, suara prihatin juga datang dari mantan pebulu tangkis putri Malaysia, Goh Liu Ying, yang pernah meraih medali perak di Olimpiade Rio 2016.
Liu Ying mengungkapkan bahwa apa yang sedang dihadapi Lee Zii Jia bisa jadi merupakan tekanan psikologis yang dialami oleh banyak atlet profesional.
“Saya pikir semua atlet menghadapi tekanan sampai taraf tertentu. Namun, jika tekanan tersebut menjadi sangat berat, penting untuk berkonsultasi dengan psikolog,” ujar Liu Ying seperti dikutip dari The Star.
Ia mengaku memiliki pengalaman serupa, ketika tekanan menjadi terlalu berat hingga berdampak pada kesejahteraan mentalnya sendiri.
Langkah pertama yang ia ambil adalah mengakui bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja, dan itu menjadi titik awal dari proses pemulihan.
“Itulah bagian tersulit, karena banyak orang dalam situasi tersebut akan menyangkalnya. Namun, jika Anda dapat mengakui bahwa ada yang salah, maka ada jalan ke depan,” lanjutnya.
Menurut Liu Ying, tidak ada nasihat yang akan benar-benar membantu, sebaik apa pun niatnya, jika individu tersebut belum menyadari bahwa dirinya membutuhkan bantuan.
Ia juga menekankan bahwa tiap orang memiliki cara masing-masing dalam menghadapi tekanan dan tantangan hidup.
Bagi Zii Jia, mungkin ia belum menemukan saluran yang tepat untuk menyalurkan beban emosinya.
“Yang penting adalah menemukan cara untuk mengatasinya. Bisa dengan berbicara dengan teman atau meluangkan waktu untuk mencari tahu apa yang terbaik untuknya,” imbuh Liu Ying.
Unggahan Lee Zii Jia ini menjadi peringatan serius tentang kesehatan mental atlet, sebuah isu yang masih kerap terabaikan di dunia olahraga profesional.
Para atlet, meskipun tampak kuat secara fisik, seringkali menyimpan tekanan yang sangat besar di balik layar.
Dari tekanan untuk menang, cedera, ekspektasi publik, hingga rasa kesepian di tengah popularitas.