Serangan tajam dari Liu Sheng Shu yang diimbangi oleh pertahanan rapat dari Tan Ning membuat Pearly/Thinaah frustrasi dan akhirnya menyerah dengan skor 21-15.
Gim kedua tak jauh berbeda. Meski Pearly/Thinaah mencoba mengubah pola permainan dengan bermain lebih sabar dan menahan reli panjang, Liu/Tan tetap mampu mengendalikan tempo. Mereka terus menekan, bahkan terlihat lebih bertenaga di poin-poin krusial.
Tanpa kehilangan fokus, Liu/Tan menyudahi perlawanan pasangan Malaysia dengan skor 21-14, sekaligus menyegel gelar juara Japan Open 2025.
Kemenangan ini tentu menjadi pencapaian gemilang bagi Liu Sheng Shu dan Tan Ning.
Dalam beberapa turnamen terakhir, keduanya memang menunjukkan perkembangan signifikan dan semakin matang dalam bertanding.
Japan Open 2025 menjadi bukti konkret kekompakan serta konsistensi mereka dalam bersaing di level atas bulu tangkis dunia.
Dalam wawancara setelah pertandingan, Liu Sheng Shu menyampaikan rasa bahagia dan puas atas kemenangan tersebut.
“Kami sangat senang bisa meraih gelar ini. Kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras dan kekompakan kami selama ini,” ujarnya singkat namun penuh makna.
Tak hanya mempertegas dominasi mereka, kemenangan Liu/Tan juga menambah daftar panjang supremasi China di sektor ganda putri.
Negara tersebut memang dikenal memiliki tradisi kuat di nomor ini, dan kehadiran Liu/Tan seolah meneruskan kejayaan yang pernah ditorehkan oleh legenda seperti Yu Yang/Wang Xiaoli maupun Chen Qingchen/Jia Yifan.
Sementara itu, Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan harus mengakui keunggulan lawan.
Meski tampil cukup baik di babak-babak sebelumnya, mereka gagal menampilkan performa maksimal di final.
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga, terutama dalam hal strategi menghadapi pasangan-pasangan agresif seperti Liu/Tan.
Namun, sebagai pasangan muda yang juga terus berkembang, Pearly/Thinaah masih memiliki banyak peluang untuk bangkit di turnamen-turnamen berikutnya.
Dengan penampilan impresif dan gelar bergengsi ini, Liu Sheng Shu/Tan Ning diprediksi akan menjadi ancaman serius bagi pasangan-pasangan elite dunia di kejuaraan besar seperti World Tour Finals, Kejuaraan Dunia, maupun Olimpiade mendatang.
Jika mereka mampu menjaga konsistensi dan meningkatkan teknik serta mental bertanding, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi ratu baru di sektor ganda putri dunia.