Amanat Pembina Upacara SMPN 1 Banyuasin III: jangan Ada Perundungan Sesama Teman

Senin 22 Jan 2024 - 19:00 WIB
Reporter : mukri
Editor : ZAIRONI

Pangkalan Balai - Upacara dilaksanakan oleh SMPN 1 Banyuasin  III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Senin 22 Januari 2024 diikuti oleh seluruh warga sekolah setempat.

Pada upacara yang dilaksanakan minggu ketiga semester genap bertindak sebagai pembina upacara guru mata pelajaran Fitrianti SPd dalam amanatnya mengambil tema "dilarang melakukan perundungan sesama teman".

Fitrianti berpesan kepada semua peserta upacara agar jangan melakukan perundungan, harus saling menyayang sesama teman, saling menghargai dan saling sayangi.

BACA JUGA:Siswa SDN 24 Banyuasin III Antusias Terima Obat Cacing

Pada prinsipnya, perundungan merupakan perilaku atau tindakan intimidasi dengan pelaku pihak yang merasa kuat terhadap pihak yang dianggap tidak memiliki kekuatan.

Perilaku atau tindakan penindasan ini dapat dikonotasikan sebagai penggunaan otoritas atau bentuk kekuatan untuk membuat tidak nyaman seseorang atau kolompok yang berdampak psikologis, korban trauma, tidak berdaya, dan tertekan.

Ebaborasinya sampai sekarang menunjukkan bahwa perilaku perundungan dapat dilakukan melalui  berbagai cara secara terus menerus melalui berbagai media terhadap korban baik kelompok maupun personal.

BACA JUGA:Pembimbing Merdeka Mengajar Berikan Pembinaan di SMPN 1 Rambutan

Tindakan perundungan dilakukan secara langsung dan sangat agresif dengan tujuan menyakiti korban, menimbulkan ketidaknyamanan, membuat korban tertekan.

Seperti diketahui, perundungan ini dapat berupa kekerasan dalam berbagai bentuk, di antaranya bentuk perundugan fisik (menampar, memukul, menganiaya, memaki), verbal (mengejek, mengolok-olok, memaki), dan mental (memalak, mengancam, mengintimidasi, mengucilkan).

Dalam hal ini perundungan fisik lebih sering dijumpai karena dampaknya secara visual atau langsung dapat diketahui dengan jelas. Namun sebaliknya untuk perundungan verbal, tidak mudah dilihat, kecuali oleh korban perundungan tersebut.

BACA JUGA:Beri Motivasi dan Bantuan Hingga Bagikan Hadiah Kuis Bersama Siswa-siswi

Padahal efek perundungan verbal jauh lebih berbahaya terutama untuk jangka panjang bagi korbannya.

Di lingkungan sekolah, sering dijumpai perundungan verbal, namun mereka tidak menyadari bahwa dalam proses perjalanan waktu mereka pernah menjadi korban juga pelaku perundungan.

Contoh perundungan ini seperti mengejek teman karena memiliki fisik yang terlalu gemuk atau terlalu kurus, diolok-olok karena kurang pintar, minoritas di kelas, dianggap aneh, mengolok-olok dan memanggil-manggil nama orang tua, dan lain sebagainya.

Tags :
Kategori :

Terkait