PANGKALAN BALAI - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, mengalami peningkatan. Hingga 22 Januari 2024, tercatat sudah ada 50 kasus DBD yang dirawat di puskesmas dan RSUD Banyuasin.
"Kasus DBD memang setiap tahun mengalami peningkatan, terutama pada musim hujan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Dr dr Rini Pratiwi MKes melalui Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit P Hj Eni Diana Amkeb MKes.
Ia menjelaskan, peningkatan kasus DBD disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
BACA JUGA:Polisi Banyuasin Gagalkan Penyelundupan Sabu 23 Gram dan Ekstasi 15 Ribu Butir
Curah hujan yang tinggi, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor DBD, untuk berkembang biak.
Peningkatan mobilitas masyarakat, sehingga memudahkan penyebaran virus DBD.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur, tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
BACA JUGA:10 Manfaat Wortel, Bukan Hanya untuk Kesehatan Mata
Untuk mencegah penyebaran DBD, ia mengimbau masyarakat untuk menerapkan 3M secara rutin. Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan 3S, yaitu:
Selalu menggunakan kelambu saat tidur.
Sering membersihkan lingkungan rumah, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
BACA JUGA:Medali Peraih Prestasi Pencak Silat di SMPN 2 Banyuasin III Diserahkan
Segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri ulu hati.
"Masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah masing-masing secara rutin," katanya.
Pemeriksaan jentik nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut ovitrap.