Kicklitz berusaha mengejar dengan mempercepat tempo, namun Jonatan tetap lebih unggul dalam hal pengalaman dan kontrol lapangan.
Gim pertama akhirnya diamankan Jonatan dengan skor 21-15.
Memasuki gim kedua, permainan berjalan jauh lebih mudah bagi Jonatan.
Berbekal kepercayaan diri setelah memenangi gim pertama, ia langsung mendominasi sejak awal.
Variasi pukulan dari smes tajam hingga permainan net yang rapat membuat Kicklitz tak banyak berkutik.
Interval gim kedua ditutup dengan keunggulan telak 11-3 untuk Jonatan.
Selepas interval, dominasi Jonatan semakin terlihat jelas.
Hampir semua pukulan yang dilancarkan Kicklitz mampu diantisipasi dengan baik.
Jonatan juga menunjukkan ketajaman serangannya yang membuat lawan sering kehilangan arah.
Tanpa memberikan banyak celah, Jonatan akhirnya menutup pertandingan dengan skor telak 21-5 di gim kedua.
Seusai pertandingan, Jonatan mengungkapkan bahwa dirinya sempat merasa ada perbedaan antara kondisi pertandingan dengan sesi latihan.
Menurutnya, shuttlecock saat pertandingan terasa lebih laju dibandingkan saat latihan, sehingga ia harus beradaptasi cukup cepat di awal gim.
“Hari ini agak berbeda dari waktu latihan, terutama shuttlecock-nya. Pada saat latihan berat banget, tetapi hari ini cukup laju. Itu yang membuat saya masih mencari-cari dari lob, angkat depan, kayak masih mencari feeling pukulan di awal game tadi,” ujar Jonatan.
Lebih lanjut, Jonatan menegaskan bahwa dirinya harus terus mempersiapkan diri menghadapi lawan-lawan berikutnya yang akan semakin berat. Ia menekankan pentingnya menjaga fokus tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga faktor non-teknis agar bisa melangkah lebih jauh.
“Untuk ke depannya saya mesti memperhatikan faktor non-teknis karena lawan akan semakin berat. Harus step by step aja buat masuk ke on court-nya, belajar juga dari Olimpiade tahun lalu,” tambahnya.
Jonatan juga sempat menyinggung perbedaan atmosfer lapangan kali ini dibandingkan dengan Olimpiade.