SMPN 1 Makarti Jaya Gelar Workshop Pengembangan Kurikulum

Selasa 28 Oct 2025 - 12:43 WIB
Reporter : Amin
Editor : Mukri

 

KORANHARIANBANYUASIN.ID - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Makarti Jaya, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan menggelar Workshop Pengembangan Kurikulum.

Kegiatan digelar pada Senin, 27 Oktober 2025, sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pembelajaran dan penguatan kapasitas profesional guru.

Dibahas secara mendalam tentang pendekatan Inkuiri Kolaboratif. Inkuiri kolaboratif adalah proses sistematis dan reflektif yang dilakukan secara tim untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui identifikasi masalah, perancangan solusi, pelaksanaan, hingga evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.

BACA JUGA:Murid MTsN 1 Banyuasin Ikuti Lomba Gerpada Camp Nusantara

BACA JUGA:Festival Rempah Sumsel 2025, Sinergi Pemerintah dan PKK Dorong UMKM Naik Kelas

Pendekatan ini menempatkan guru sebagai pembelajar aktif yang bekerja sama dalam pengambilan keputusan berbasis data dan bukti. Ada beberapa prinsip penting yang mendasari inkuiri kolaboratif.

Prinsif tersebut di antaranya adalah kolaborasi yang setara dan bermakna, budaya profesional yang terbuka dan reflektif, struktur yang fleksibel, fokus pada hasil belajar murid, pembelajaran berkelanjutan di tempat kerja, serta responsivitas terhadap konteks sekolah.

Pada pelaksanaannya, inkuiri kolaboratif mengikuti siklus empat tahap: identifikasi masalah (assess), perancangan solusi (design), pelaksanaan (implementation), dan evaluasi serta refleksi (measurement, reflect, and change).

Melalui diskusi reflektif tim, para guru diajak untuk merumuskan permasalahan aktual di kelas dan merancang solusi nyata yang dapat langsung diterapkan. Juga kenalkan Kemampuan Artifisial (KA) dalam konteks pendidikan.

BACA JUGA:Siapkan HUT PGRI, HGN dan Pengukuhan, PGRI Banyuasin Gelar Rakor

Kepala SMPN 1 Makarti Jaya Drs Muhammad Nur menjelaskan, perbedaan antara KA dan kecerdasan manusia, serta membagi KA ke dalam tiga subkategori utama.

Tiga kategori tersebut, yaitu Artificial Superintelligence (ASI) yang melampaui kecerdasan manusia, Artificial General Intelligence (AGI) yang setara dengan manusia dalam berbagai tugas, dan Artificial Narrow Intelligence (ANI) yang terbatas pada tugas-tugas khusus seperti pengenal wajah atau rekomendasi otomatis.

Para peserta juga diajak mengenal berbagai macam kemampuan artifisial, termasuk KA Generatif yang mampu menciptakan konten seperti teks, gambar, bahkan kode pemrograman.

Pada sesi praktik, guru mencoba langsung menggunakan situs berbasis AI untuk coding sederhana, sebagai salah satu bentuk pengenalan terhadap teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Kategori :