Sehingga dapat mempertahankan predikat zero konflik di Sumsel. Menurutnya, Sumsel merupakan rumah bersama maka untuk menjaganya juga diperlukan kerjasama oleh seluruh pihak.
"Kita semua tinggal di Sumsel dan ini harus kita jaga dan pelihara. Apapun sukunya kita tinggal di Sumsel dan ini rumah kita bersama maka kita jaga bersama-bersama," ajaknya.
"Sumsel ini besar, Sumsel ini induk dari Sumbagsel, Sumsel juga menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya artinya dari sisi sejarah Sumsel itu sudah hebat dan ini kita pertahankan," jelas Fatoni.
Kemudian, Fatoni mengajak mereka yang tergabung organisasi PNSB agar merawat adat dan budayanya masing-masing namun tetap membangun citra Sumsel yang sudah bagus.
Dia juga meminta PNSB untuk terus mendukung pemerintah dalam membangun Sumsel yang lebih maju.
Salah satunya adalah mendukung program Gerakan Pengendalian Inflasi se-Sumatera Selatan (GPISS) dan Gerakan Pasar Murah Serentak Se-Sumsel (GPMSS). Gerakan ini sudah dilakukan oleh Pemprov Sumsel bersama Kabupaten/Kota secara serentak di 17 Kabupaten/Kota.
"Paguyuban juga boleh mengelar pasar murah, bayangkan ini ada kurang lebih 60 paguyuban jika itu dilakukan sekali pasar murah maka akan ada 60 kali pasar murah. Gerakan-gerakan ini yang harus kita lalukan," ucap Fatoni.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sumsel masa Jabatan 2003-2008 sekaligus Ketua Umum PNSB H Syahrial Oesman mengatakan perwakilan ataupun ketua paguyuban dari Aceh hingga Papua menyatakan sikap Pilpres damai 2024. Hal ini dilakukan guna menghindari perpecahan satu sama lain.
"Kami semua para perantauan akan tetap selalu menjaga zero konflik bahkan dari dulu sampai saat ini," kata Syahrial.
Menurutnya, penyataan sikap Pilpres Damai 2024 untuk meyakinkan bahwa masyarakat dari berbagai adat budaya di Sumsel siap menjaga zero konflik dalam Pilpres.
Termasuk siap mendukung program Pj Gubernur Agus Fatoni. Tak hanya itu, PNSB juga akan meningkatkan syiar kebudayaan.***