PANGKALAN BALAI - Kabupaten Banyuasin memasuki tahap akhir dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah - Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB).
Dokumen ini diharapkan dapat menjadi peta jalan bagi peningkatan kesejahteraan petani sawit di daerah tersebut.
Penjabat Bupati Banyuasin, H. Hani Syopiar Rustam, SH melalui Kepala Bappeda Litbang Banyuasin, Ir Kosaruddin menyampaikan bahwa salah satu tujuan penyusunan RAD-KSB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun kelapa sawit.
BACA JUGA:Pasar Murah di Rimba Asam Diserbu Masyarakat
BACA JUGA:Satpol PP Banyuasin Geruduk Warkop
"RAD-KSB ini akan menjadi acuan dalam menyusun berbagai kebijakan dan program yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sawit dan Pendapat Asli Daerah (PAD) Banyuasin," kata Kosaruddin.
Proses penyusunan RAD-KSB melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, perwakilan perusahaan, NGO, asosiasi kelapa sawit, dan pakar/praktisi kelapa sawit.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa dokumen tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi berbagai pemangku kepentingan.
BACA JUGA:Wartawan Rangkap LSM, Dewan Pers Terbitkan Seruan
BACA JUGA:Agus Fatoni Ajak Pemkab Muara Enim Aktif Tuntaskan Program Prioritas
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Kadisbunnak) Banyuasin, Edil Fitri SP MSi, menjelaskan bahwa Kabupaten Banyuasin merupakan daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Sumsel dengan luas hampir 270 ribu hektare.
"Banyuasin memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Namun, hal ini perlu didukung oleh berbagai kebijakan dan program yang tepat sasaran," kata Edil
Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Sumsel, yang diwakili Kabid Sapras, Herlan Kagami, menjelaskan bahwa RAD-KSB juga menjadi syarat bagi daerah kabupaten/kota penghasil kelapa sawit untuk menerima Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit.
BACA JUGA:Mall Pelayanan Publik Muara Enim Diresmikan
BACA JUGA:Sumsel Targetkan Penyelenggara Pemilu Jadi Contoh Daerah Lain di Indonesia