2. Akar Ginseng
Ginseng dikenal karena sifat anti-inflamasi dan antioksidannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar ginseng dapat memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan sel-sel leukemia.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana ginseng dapat memengaruhi leukemia.
3. Kulit Anggur (Resveratrol)
Kulit anggur mengandung senyawa bernama resveratrol, yang telah diteliti karena potensi anti-kanker dan antioksidannya.
Beberapa penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa resveratrol dapat menghambat pertumbuhan sel-sel leukemia dan meningkatkan efek kemoterapi.
4. Kurkumin (Kunyit)
Kurkumin, senyawa aktif yang ditemukan dalam kunyit, memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-kanker yang kuat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan sel-sel leukemia dan meningkatkan efek terapi kanker konvensional.
5. Ekstrak Biji Anggur
Ekstrak biji anggur mengandung senyawa bernama proantosianidin, yang telah diteliti karena aktivitas anti-kanker.
Beberapa penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak biji anggur dapat menginduksi apoptosis (kematian sel program) pada sel-sel leukemia.
6. Ekstrak Tanaman Vinca (Vincristine)
Tanaman vinca menghasilkan senyawa yang disebut vincristine, yang merupakan obat kemoterapi konvensional yang digunakan dalam penanganan leukemia.
Meskipun bukan obat herbal dalam arti tradisional, vincristine berasal dari sumber alami dan telah terbukti efektif dalam mengendalikan pertumbuhan sel-sel leukemia.
Meskipun beberapa obat herbal telah menunjukkan potensi dalam penanganan leukemia, penting untuk memahami bahwa penggunaannya harus dipandu oleh profesional medis yang terampil.