Penguasaan bola yang baik memberi mereka kesempatan untuk melakukan serangan balik yang berbahaya.
Peluang terbaik mereka datang pada menit ke-24 ketika Seo Ming-jeoung hampir mencetak gol setelah menerima umpan brilian dari Han Guk-hee, namun bola hanya membentur tiang kanan gawang dari jarak dekat.
Meskipun Korea Selatan mendominasi penguasaan bola, Filipina tidak menyerah begitu saja.
Upaya mereka akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-38 melalui tendangan sudut yang brilian dari Ariana Markey.
Bola meluncur ke arah gawang dan berbelok, melewati kiper Korea Selatan, menghasilkan gol yang sangat layak bagi Filipina.
Setelah turun minum, Filipina tetap menunjukkan semangat yang tinggi. Mereka nyaris mencetak gol keduanya pada menit ke-55, tetapi kiper Korea Selatan, Woo Sumin, dengan brilian menggagalkan tendangan keras Alexa Pino dari jarak dekat. Namun, Korea Selatan tidak tinggal diam.
Pada menit ke-54, Korea Selatan memasukkan Casey Phair ke lapangan, seorang pemain berusia 16 tahun yang bermain di klub sepak bola di Amerika Serikat.
Phair segera memperlihatkan kualitasnya dengan dua upaya berbahaya yang digagalkan oleh penjaga gawang Filipina pada menit ke-61 dan ke-64.
Akhirnya, Korea Selatan berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-74 melalui Noh Si-eun.
Bek Korea Selatan itu menerima bola lepas dari perjuangan Phair dengan bek Filipina dan dengan dingin mengirim bola ke sudut kanan atas gawang, mengakhiri harapan Filipina untuk membalikkan keadaan.
Meskipun Filipina gagal meraih kemenangan dalam pertandingan tersebut, mereka patut diapresiasi atas semangat dan perjuangan mereka.
Mereka menunjukkan bahwa meskipun terkadang hasilnya tidak sesuai harapan, semangat dan determinasi bisa membuat perbedaan.
Sementara itu, Korea Selatan menunjukkan kualitasnya sebagai tim yang tangguh dan mampu bangkit dari tekanan.***