BACA JUGA:SDN 9 Makarti Jaya Terima Penghargaan Adiwiyata Provinsi
Saat ini di Bale Buku paginya diisi kegiatan PAUD dan sore harinya diisi TPA.
"Jadi memang kolaborasi dengan semua pihak diperlukan terutama pemerintah setempat untuk mendukung Bale Buku tetap eksis" ucap pria yang akrab disapa Bang Ay ini.
Sementara itu mewakili Lurah Palmeriam,Kasi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Palmeriam, Yenti, mendukung pernyataan yang disampaikan Bang Ay.
BACA JUGA:Kwarran Muara Padang sudah Agendakan HUT Pramuka Tahun 2024 Muara Padang
Tentu menjelaskan Kampung Literasi Palmeriam yang terdapat Bale Buku didalamnya merupakan kawasan yang sebelumnya merupakan kawasan terisolir di Ibukota dengan sejumlah permasalahan sosial, termasuk kegiatan prostitusi yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.
"Dukungan dari Pak RW dan jajarannya ditambah teman-teman yang tidak lelah menciptakan iklim literasi sebagai komitmen terhadap pendidikan karakter anak, Bale Buku hadir untuk berkontribusi dalam meningkatkan budaya literasi anak-anak" tuturnya.
Beliau juga menceritakan bagaimana tantangan bisa bergerak tanpa menimbulkan kontra di tengah lingkungan masyarakat yang complicated permasalahannya.
BACA JUGA:Kuliner Spesial 17 Agustus: Cita Rasa Nusantara untuk Merayakan Kemerdekaan
Bale Buku ia akui berhasil mengubah image kumuh dan kriminal dari kampung Palmeriam yang ada di pojokan jalur kereta.
Selain pemerintah setempat, Pembina Bale Buku Palmeriam juga merupakan Anggota DPRD terpilih.
Pria yang akrab di sapa Bang Gozii ini pun menambahkan rasa bangganya atas keberhasilan Bale Buku menciptakan iklim literasi di masyarakat.
BACA JUGA:Momen Penting Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia: Menghargai Sejarah, Menyongsong Masa Depan
Beliau juga merasa sangat tersanjung dengan kehadiran romb TP-PKK Kabupaten Banyuasin yang telah mengunjungi Bale Buku Palmeriam.
Bang Gozi juga menyampaikan beautifikasi juga dilakukan terhadap Bale Buku untuk bersolek semakin memperindah nuansa tempat, sehingga anak-anak akan betah dan nyaman.
Lebih lanjut, ia mengungkap muasal di balik penamaan Bale Buku, yakni 'Bale' yang akrab dalam bahasa Betawi, yakni tempat berkumpul.