Meskipun Pulau Waigeo masih memiliki hutan yang cukup luas, aktivitas manusia yang semakin meningkat dapat mengancam habitat alami kuskus ini.
Selain itu, kuskus Waigeo juga menghadapi ancaman dari perburuan liar.
Dalam beberapa budaya lokal, kuskus dianggap sebagai sumber daging dan bulunya kadang-kadang digunakan untuk dekorasi.
Perburuan yang tidak terkendali dapat mengurangi populasi kuskus Waigeo secara signifikan.
Saat ini, kuskus Waigeo belum sepenuhnya dipelajari, dan status konservasi mereka masih belum jelas.
Namun, para peneliti dan konservasionis mendesak perlunya upaya konservasi yang lebih intensif untuk melindungi spesies ini dari kepunahan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melindungi habitat mereka melalui pembentukan kawasan konservasi yang terlindungi dari aktivitas manusia.
6. Peran dalam Ekosistem
Kuskus Waigeo memiliki peran penting dalam ekosistem hutan hujan tropis di Pulau Waigeo.
Sebagai pemakan buah-buahan, kuskus ini membantu dalam penyebaran biji-bijian melalui kotoran mereka.
Ini membantu dalam regenerasi hutan, memungkinkan tumbuhan baru untuk tumbuh dan menyebar.
Selain itu, sebagai bagian dari rantai makanan, kuskus Waigeo juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Mereka menjadi mangsa bagi beberapa predator alami, seperti burung pemangsa besar dan ular.
Dengan demikian, keberadaan mereka berkontribusi pada keseimbangan populasi spesies lain di habitat mereka.
7. Hubungan dengan Manusia dan Budaya Lokal
Dalam budaya lokal di Papua, kuskus Waigeo memiliki peran yang cukup penting.