Untuk itu, mereka dilengkapi dengan struktur mulut dan kerongkongan yang berduri ke arah belakang, membantu mereka menelan ubur ubur licin dan mencegahnya keluar kembali.
Pola makan ini sangat penting dalam menjaga populasi ubur-ubur di lautan, yang jika tidak terkendali, dapat merusak ekosistem laut.
Selain ubur-ubur, kura-kura belimbing juga memakan hewan-hewan laut kecil lainnya seperti tunikata, krustasea, dan ikan kecil.
Namun, karena ketergantungan mereka pada ubur-ubur, penurunan populasi ubur-ubur atau perubahan dalam ekosistem laut dapat sangat mempengaruhi populasi kura-kura belimbing.
Siklus Kehidupan dan Reproduksi
Siklus hidup kura-kura belimbing penuh dengan tantangan.
Seperti kura-kura laut lainnya, betina dewasa kembali ke pantai untuk bertelur, biasanya di pantai tempat mereka sendiri menetas.
Setelah menggali lubang di pasir, mereka meletakkan sekitar 60 hingga 100 telur sebelum menutupinya dan kembali ke laut.
Telur-telur ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menetas, dan bayi kura-kura belimbing harus menghadapi perjalanan berbahaya dari sarang mereka ke laut.
Banyak dari mereka menjadi mangsa burung, kepiting, dan predator lainnya sebelum mencapai laut.
Dari ribuan telur yang diletakkan oleh seekor betina sepanjang hidupnya, hanya sedikit yang bertahan hingga dewasa.