Berbeda dengan kura-kura lainnya yang memiliki cangkang keras yang terbuat dari tulang dan keratin, cangkang kura-kura belimbing terdiri dari lapisan kulit tebal dan bertekstur yang menyerupai kulit belimbing.
BACA JUGA:Mamalia Laut yang Menakjubkan: Fakta Unik Paus Pilot yang Tak Banyak Diketahui
BACA JUGA:Kepiting Kelapa: Ancaman Kepunahan dan Upaya Pelestariannya
Inilah yang menjadi asal usul nama “leatherback” atau “belimbing”.
Cangkang ini memiliki tujuh punggung memanjang yang memberikan tekstur seperti garis-garis, membuatnya terlihat lebih aerodinamis.
Selain itu, kulit kura-kura belimbing berwarna gelap dengan bintik-bintik putih, membantu mereka berkamuflase di lautan.
Tubuh mereka juga lebih ramping dan hydrodinamis dibandingkan dengan kura-kura lainnya, yang memungkinkan mereka untuk berenang dengan kecepatan tinggi.
Habitat dan Persebaran
Leatherback sea turtle adalah spesies yang sangat adaptif dan dapat ditemukan di hampir semua lautan di dunia, dari perairan tropis hingga subpolar.
Mereka dikenal sebagai perenang jarak jauh dan migran besar, seringkali menempuh ribuan kilometer antara tempat mereka mencari makan dan tempat bertelur.
Beberapa populasi leatherback bahkan diketahui bermigrasi dari perairan dingin di Kanada dan Alaska ke pantai tropis di Amerika Tengah dan Asia Tenggara.
Meskipun mereka lebih suka perairan yang lebih hangat untuk bertelur, leatherback sea turtle sering terlihat di perairan yang lebih dingin saat mencari makan.
Mereka mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 1.200 meter, menjadikannya penyelam terdalam di antara kura-kura laut.
Pola Makan
Kura-kura belimbing memiliki pola makan yang unik dibandingkan dengan kura-kura laut lainnya.
Mereka terutama memakan ubur-ubur, yang menjadi makanan utama mereka.