Tekan Angka Rawan Pangan Daerah, Pemkab Banyuasin Launching GMDK

Jumat 30 Aug 2024 - 19:14 WIB
Reporter : Amin
Editor : Mukri

KORANHARIANBANYUASIN.ID - Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Ketahanan Pangan me-Launching Gerakan Membangun Dusun Kite (GMDK) Kabupaten Banyuasin Tahun 2024.

Kegiatan tersebut dipusatkan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Taja Raya Il Kec, Betung Kabupaten Banyuasin, Kamis, 29 Agustus 2024.

Acara launching ceremonial ini dilakukan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin Muhammad Farid, S.STP M.Si didampingi sejumlah Kepala Perangkat Daerah (KPD) Kabupaten Banyuasin dengan ditandai dengan Pemukulan Gong.

BACA JUGA:Gerakan Aksi Bergizi Serentak di SMPN 2 Banyuasin III

BACA JUGA:7 Kepala SMPN Dijabat Pelaksana Tugas

Pj Bupati Banyuasin menjelaskan secara nasional, berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang telah resmi dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS), bahwa capaian kinerja Pembangunan Ketahanan Pangan di Kabupaten Banyuasin pada Tahun 2023 dinilai sudah sangat baik.

Kabupaten Banyuasin menempati peringkat ke 179 dari 416 Kabupaten di Indonesia dengan skor 78,91 atau peringkat ke 2 tertinggi dari 13 Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. 

"Tentunya, pada satu sisi, capaian ini merupakan suatu prestasi yang membaggakan kita semua. Akan tetapi, pada sisi lain, kita harus berusaha lebih baik lagi dalam melaksanakan Pembangunan Ketahanan Pangan di Kabupaten Banyuasin," katanya.

Ditambahkannya, berdasarkan hasil analisis Peta Ketahanan dan Kerentananan Pangan atau dikenal dengan singkatan FSVA (Food Security and Vulnarebility Atlas), pada tahun 2023.

Masih terdapat banyak desa/kelurahan yang masuk dalam kategori rentan/rawan pangan di Kabupaten Banyuasin, yaitu sebanyak 138 Desa/Kelurahan, dengan rincian; 16 Desa/Kelurahan sangat rawan Prioritas 1.

Sedangkan 69 Desa/Kelurahan rawan (Prioritas 2), dan 54 Desa/Kelurahan agak rawan (Prioritas 3). 

BACA JUGA:Rapat Pemantapan Persiapan Hari UMKM Nasional 2024 di Sumsel

Dalam konteks ketahanan pangan, kerawanan pangan terjadi sebagai akibat tidak tertanganinya aspek ketersedian pangan, aspek keterjangkauan pangan, dan aspek pemanfaatan pangan dengan baik, yaitu tidak sistemik dan lebih bersifat sektoral.

"Oleh sebab itu, pembangunan Ketahanan Pangan harus dilakukan melalui pendekatan secara sistemik dengan melibatkan lintas sektoral," katanya.

 Pendekatan inidiarahkan untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang memadai melalui produksi pangan domestik dan perdagangan; tercapainya stabilitas ketersediaan dan akses pangan secara makro dan mikro.

Kategori :