KORANHARIANBANYUASIN.ID - Nasib malang menimpa seorang remaja putri berusia 12 tahun bernama Yola Puspita, yang tinggal di Desa Mandi Angin, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir. Yola, yang seharusnya menikmati masa-masa sekolah dan bermain bersama teman-temannya, harus berbaring lemah di tempat tidur akibat gizi buruk yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir. Kondisinya kian memprihatinkan, sehingga memaksanya berhenti sekolah sejak empat bulan lalu.
Yola, yang merupakan siswi kelas 1 SMP, kini tinggal bersama neneknya, Waniah, seorang wanita berusia 70 tahun. Kedua orang tua Yola sudah tidak ada lagi. Ayahnya meninggal saat Yola masih bayi, sementara ibunya pergi meninggalkan Yola ketika usianya baru menginjak empat tahun. Sejak saat itu, Yola hidup di bawah asuhan Waniah, yang dengan keterbatasannya berusaha merawat cucunya.
Waniah menceritakan kepada wartawan, Senin (9/9/2024), bahwa kondisi kesehatan Yola mulai memburuk sejak akhir April lalu. "Diawali dengan demam tinggi selama beberapa hari, akhirnya Yola dibawa ke RSUD Kayuagung untuk mendapatkan perawatan. Namun, karena keterbatasan biaya, kami tidak bisa melanjutkan perawatannya di rumah sakit," tutur Waniah.
BACA JUGA:Pj Bupati H Sandi Fahlepi Stop Bullying: Bahayanya Sangat Besar dan Membekas
Setelah keluar dari rumah sakit, Yola hanya dirawat di rumah dengan segala keterbatasan yang ada. Tubuhnya semakin kurus, dan Waniah mengaku tak mampu memberikan asupan gizi yang cukup untuk cucunya. "Saya tidak bekerja, dan untuk kebutuhan sehari-hari, kami hanya mengandalkan bantuan dari tetangga dan kerabat yang peduli. Bahkan, untuk membeli gorengan dan obat tradisional pun, kami seringkali bergantung pada kebaikan mereka," ujar Waniah dengan wajah sedih.
Yola sendiri tak banyak bicara saat ditemui. Tubuhnya yang lemah membuatnya tak mampu berdiri, apalagi untuk beraktivitas seperti remaja pada umumnya. Waniah hanya bisa berharap bantuan, terutama dari pemerintah atau orang-orang yang peduli terhadap nasib cucunya. "Kami hanya bisa berharap ada yang mau membantu, mungkin dari pemerintah atau orang baik yang peduli pada kondisi Yola," kata Waniah.
Bagi Waniah, harapan akan kesembuhan cucunya masih terpatri kuat di hati. Meski kondisi ekonomi yang serba kekurangan, ia tetap berdoa agar ada uluran tangan yang membantu Yola mendapatkan pengobatan yang layak.
BACA JUGA:Sosialisasi, Advokasi dan Fasilitas Kependukukan di SMPN 1 Banyuasin III
"Kami berharap ada pihak yang mau membantu agar Yola bisa sembuh dan kembali bersekolah. Saya ingin melihat dia bisa belajar dan bermain lagi seperti anak-anak lainnya," ucap Waniah penuh harap.
Kondisi Yola yang memprihatinkan ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui Dinas Kesehatan (Dinkes). Mengetahui situasi ini, Dinkes Ogan Ilir segera merespon dengan mengirimkan tim kesehatan dari Puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap Yola.
"Kami telah mengirimkan tim dari Puskesmas untuk memeriksa kondisi Yola. Setelah dilakukan pemeriksaan, dia akan mendapatkan pelayanan kesehatan menggunakan BPJS. Kami juga tengah memproses pengurusan kartu BPJS untuk Yola," kata Kepala Dinkes Ogan Ilir, Hendra Kudeta, saat dihubungi secara terpisah.
BACA JUGA:Polres Banyuasin Beri Penghargaan kepada Personel Berprestasi
Lebih lanjut, Hendra menegaskan bahwa Pemkab Ogan Ilir berkomitmen untuk memberikan bantuan kesehatan secara maksimal kepada Yola. Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi seluruh kebutuhan Yola untuk berobat melalui program BPJS Kesehatan. "Kami akan memastikan ananda Yola mendapatkan perawatan yang layak. Tim dari Dinas Kesehatan akan mendampingi Yola dalam proses pengobatannya," tambah Hendra.