PANGKALAN BALAI - Di kawasan Banyuasin, kesamaan kuliner dengan Palembang terasa begitu kuat. Salah satunya adalah kuliner yang dikenal sebagai rujak mi.
Kehadirannya tak lepas dari tradisi hajatan, menjadi kegemaran disajikan saat perhelatan seperti pembentukan panitia pernikahan, khitanan, hingga yasinan.
Menurut Pemerhati Budaya Banyuasin, Iwan P Ratu Bangsawan, sama dengan di Palembang, rujak mi di Banyuasin terdiri dari mi kuning, soun, tahu, dan pempek, yang diracik dengan cuko pedas yang gurih menyegarkan.
BACA JUGA:Resep Cheesecake Viral Tanpa Creamcheese, Lumer di Mulut
BACA JUGA:4 Manfaat Jambu Biji Yang Jarang Diketahui Orang
Menggabungkan rasa pedas, asam, dan manis, rujak mi Banyuasin memikat lidah setiap penikmatnya. Keunikan racikannya terletak pada kepraktisan dalam pembuatannya.
Dengan memanfaatkan sisa atau stok pempek, ditambah bahan-bahan lain seperti mie kuning, soun, timun, dan tahu, rujak mi pun siap disajikan.
Bagi pencinta kuliner, rujak mi Banyuasin tidak hanya memanjakan lidah dengan cita rasa yang lezat.
BACA JUGA:Kekurangan Air Putih Penyebab Haid Sakit?
BACA JUGA:Konsumsi Air Rebusan Rambut Jagung Mampu Usir Kolesterol
Tetapi juga mengajak untuk menghargai warisan budaya dan kekayaan kuliner daerah. Sebuah pengalaman kuliner yang memperkaya selera dan merajut tradisi makanan yang terus hidup di tengah masyarakat.
Hidangan rujak mi Banyuasin bukan sekadar menciptakan sensasi rasa yang menggoda. Di balik setiap gigitannya, terdapat cerita panjang tradisi dan kebersamaan.
Saat hidangan ini tersaji di atas meja hajatan, aroma harum dan warna-warni bahan-bahannya menjadi bagian tak terpisahkan dari momen spesial.
BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Chia Seeds untuk Diet dan Kesehatan
BACA JUGA:Tips Agar Pohon Alpukat dari Biji Cepat Berbuah