2. Susu
Meskipun susu sangat bermanfaat bagi kesehatan, kandungan kalsium dan mineral lainnya dapat berinteraksi dengan beberapa jenis antibiotik, seperti tetrasiklin.
Kalsium dalam susu dapat mengikat antibiotik di usus dan menghambat penyerapannya.
Akibatnya, efektivitas antibiotik menurun dan infeksi mungkin tidak sepenuhnya teratasi.
Untuk menghindari interaksi ini, dianjurkan untuk memberi jarak beberapa jam antara konsumsi susu dan obat-obatan yang bisa bereaksi dengan kalsium.
3. Minuman Berkafein
Kafein dalam kopi, teh, atau minuman energi juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat, khususnya obat yang merangsang sistem saraf pusat atau yang menyebabkan efek samping yang mirip dengan kafein, seperti tremor dan palpitasi.
Mengonsumsi kafein bersamaan dengan obat stimulan dapat memperburuk efek samping tersebut.
Selain itu, beberapa antibiotik, seperti ciprofloxacin, dapat menghambat metabolisme kafein, sehingga kafein akan berada dalam tubuh lebih lama dan dapat meningkatkan risiko efek samping.
4. Minuman Beralkohol
Alkohol dapat memengaruhi efektivitas banyak jenis obat. Sebagai depresan, alkohol dapat memperburuk efek sedatif dari obat penenang dan antidepresan, yang bisa mengakibatkan kantuk berlebihan atau bahkan hilang kesadaran.
Alkohol juga dapat memperparah efek samping dari obat pereda nyeri dan dapat meningkatkan risiko kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obatan tertentu, terutama parasetamol.
Jika seseorang harus minum obat, disarankan untuk benar-benar menghindari alkohol demi mencegah efek yang berbahaya.
5. Minuman Bersoda
Minuman bersoda, khususnya yang memiliki kandungan tinggi asam fosfat dan gula, dapat mengganggu penyerapan beberapa jenis obat.
Minuman bersoda yang sangat asam dapat meningkatkan iritasi lambung, terutama jika dikonsumsi bersama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin.