Hal ini memunculkan dugaan bahwa ayam Pelung juga bisa memiliki sejarah di daerah pesisir utara Jawa Barat, termasuk Cirebon.
Kokokan yang Panjang dan Unik
Salah satu ciri khas utama ayam Pelung adalah suara kokokannya yang panjang dan mendayu-dayu.
Kokokan ini bisa mencapai durasi lebih dari 10 detik, membuatnya berbeda dari ayam biasa yang hanya berkokok selama beberapa detik saja.
Menariknya, di Cirebon juga ditemukan ayam-ayam dengan kokokan panjang seperti ini, yang diyakini memiliki hubungan dengan ayam Pelung dari Cianjur.
Para pecinta ayam di Cirebon sering mengadakan perlombaan untuk memilih ayam dengan kokokan terindah, menunjukkan bahwa ayam dengan suara khas ini memang sudah lama berkembang di daerah tersebut.
Ukuran Tubuh yang Besar
Ayam Pelung memiliki postur tubuh yang jauh lebih besar dibanding ayam kampung biasa.
Tingginya bisa mencapai 50–70 cm dengan bobot hingga 5 kg atau lebih.
Ciri khas ini juga ditemukan pada ayam-ayam yang dibudidayakan di Cirebon, yang menunjukkan adanya keterkaitan antara ayam Pelung dengan ayam dari daerah pesisir Jawa Barat.
Karena ukurannya yang besar, ayam Pelung juga sering dikembangkan sebagai ayam pedaging, meskipun tujuan utama pemeliharaannya lebih sering untuk keindahan suara.
Dipercaya Membawa Keberuntungan
Di berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk Cianjur dan Cirebon, ayam Pelung sering dianggap sebagai simbol keberuntungan.
Banyak orang yang memelihara ayam ini bukan hanya karena suaranya yang unik, tetapi juga karena kepercayaan bahwa ayam ini bisa membawa rezeki bagi pemiliknya.
Di Cirebon, ayam dengan suara khas sering diikutsertakan dalam berbagai acara adat atau perlombaan, yang menunjukkan bahwa keberadaannya memang dihargai di sana.
Ayam Pelung adalah ayam khas Indonesia yang dikenal karena suara kokokannya yang panjang dan postur tubuhnya yang besar.