Kombinasi serangan tajam dari Tabeling/Bøje membuat Rehan/Gloria tidak bisa menemukan ritme permainan terbaiknya.
Akhirnya, pasangan Indonesia harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 12-21.
Usai pertandingan, Rehan mengakui bahwa lawan bermain lebih rapi dan dirinya merasa tegang karena sudah lama tidak tampil di partai final.
"Untuk permainan hari ini, lawan bermain sangat rapi dan kami tidak bisa keluar dari tekanan mereka. Selain itu, saya tegang karena sudah lama tidak main di partai final. Ini membuat penampilan saya terganggu," ujar Rehan.
Meski kecewa dengan hasil akhir, Rehan tetap bersyukur bisa kembali menembus partai final dan naik podium.
Ia melihat pencapaian ini sebagai motivasi untuk tampil lebih baik di turnamen berikutnya.
"Terlepas hasilnya, saya tetap bersyukur bisa kembali bermain di final, bisa naik podium lagi. Cukup senang dengan pencapaian ini, tapi saya belum puas. Ini baru awal dan kami harus terus mengejar kemenangan," tambahnya.
Dengan semangat yang masih tinggi, Rehan/Gloria bertekad untuk memperbaiki permainan mereka dan kembali bersaing di level tertinggi.
Mereka masih memiliki banyak peluang untuk meraih gelar di turnamen-turnamen mendatang.
Meskipun gagal membawa pulang gelar juara, performa Rehan/Gloria tetap patut diapresiasi.
Keberhasilan mereka mencapai final menunjukkan bahwa pasangan ini masih memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional.
Ke depan, mereka perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap permainan mereka, terutama dalam menghadapi lawan dengan pola permainan solid seperti Tabeling/Bøje.
Dengan kerja keras dan konsistensi, bukan tidak mungkin mereka bisa kembali meraih gelar juara di turnamen berikutnya.
Bagi para pecinta bulu tangkis Indonesia, perjuangan Rehan/Gloria tetap menjadi harapan untuk memperkuat sektor ganda campuran Indonesia di panggung dunia.