Enam Bulan Tanpa Gelar, Badminton Indonesia Hadapi Masa Sulit di Turnamen Dunia

--

KORANHARIANBANYUASIN.ID - Enam bulan terakhir menjadi masa yang cukup sulit bagi dunia bulu tangkis Indonesia.

Sejak menjuarai Kumamoto Masters Super 500 2024 melalui pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, belum ada lagi wakil Merah Putih yang mampu naik ke podium tertinggi di ajang-ajang bergengsi internasional.

Situasi ini memunculkan keprihatinan di kalangan pecinta bulu tangkis nasional, mengingat dominasi Indonesia di turnamen besar perlahan mulai tergeser oleh negara-negara lain.

BACA JUGA:Sentuhan Pelatih Indonesia Antar Ganda Putra Malaysia Ciptakan All Malaysian Final

BACA JUGA:Ditemani Sang Juara Olimpiade, Febi Tembus Semifinal Super 500 untuk Pertama Kalinya

Prestasi yang Tertahan

Capaian terbaik Indonesia dalam kurun waktu enam bulan terakhir sebagian besar hanya sampai babak final, tanpa mampu mengkonversinya menjadi gelar juara.

Gregoria Mariska Tunjung sempat tampil gemilang di Kumamoto Masters Super 500, namun harus puas sebagai runner-up.

BACA JUGA:Drawing Singapore Open 2025, Ini Daftarnya!

BACA JUGA:7 Wakil Indonesia Berburu Gelar di Singapore Open 2025, Ada Jonatan Christie

Demikian pula dengan ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang secara mengejutkan melaju ke final China Masters Super 750 2024, namun belum berhasil membawa pulang gelar.

Sektor tunggal putra juga menunjukkan performa stabil, terutama dari Jonatan Christie yang dua kali menembus partai puncak di China Masters Super 750 dan Indonesia Masters Super 500, namun gagal menjadi juara.

Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana juga hampir membuat kejutan di All England Super 1000 2025, salah satu turnamen paling prestisius, namun kembali berakhir sebagai runner-up.

BACA JUGA:Li Shi Feng Persembahkan Gelar, China Juara Umum Malaysia Masters 2025

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan